20 Desa Hancur dan 60 Orang Tewas Akibat Bendungan Jebol di Sudan, 200 Orang Masih Hilang
Bendungan Arbat memiliki kapasitas 25 juta meter kubik dan merupakan sumber utama air minum bagi kota pesisir Port Sudan.
Editor: Hasanudin Aco
Seorang responden mengatakan bahwa antara 150 hingga 200 orang hilang.
Ia telah melihat jasad para penambang emas dan peralatan mereka hancur akibat banjir bandang, dan menyamakan bencana itu dengan kehancuran di kota Derna, Libya timur, pada September tahun lalu, ketika air badai menghancurkan bendungan, menyapu bersih bangunan, dan menewaskan ribuan orang.
Di jalan menuju Arbaat pada hari Senin, seorang reporter Reuters melihat orang-orang mengubur seorang pria dan menutupi kuburannya dengan kayu apung untuk mencegahnya hanyut dalam tanah longsor.
Rumah sekitar 50.000 orang terkena dampak banjir, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengutip pihak berwenang setempat, dan menambahkan bahwa jumlah tersebut hanya mencakup wilayah sebelah barat bendungan karena wilayah sebelah timur tidak dapat diakses.
Bendungan tersebut merupakan sumber air utama bagi Port Sudan, yang merupakan rumah bagi pelabuhan Laut Merah utama negara tersebut dan bandara aktif, serta menerima sebagian besar pengiriman bantuan yang sangat dibutuhkan negara tersebut.
"Kota ini terancam kehausan dalam beberapa hari mendatang," kata Asosiasi Pecinta Lingkungan Sudan dalam sebuah pernyataan.