Benjamin Netanyahu Hindari Kesepakatan dengan Hamas karena Takut kepada Ben Gvir dan Smotrich
Menteri Keamanan Israel menggunakan semua kekuatan' untuk blokir kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Editor: Muhammad Barir
Benjamin Netanyahu Hindari Kesepakatan dengan Hamas karena Takut pada Ben Gvir dan Smotrich
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Israel menggunakan semua kekuatan' untuk blokir kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Radio Angkatan Darat mengatakan Netanyahu menghindari kesepakatan dengan Hamas karena takut pada Ben Gvir dan Smotrich, yang ingin melanjutkan perang untuk menghancurkan Gaza
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mencoba menggunakan kekuasaannya untuk memblokir negosiasi gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan, Haaretz melaporkan pada 2 September.
"Saat ini, kami memiliki kekuasaan dalam pemerintahan, dan saya tidak malu untuk mengatakan bahwa kami menggunakan kekuasaan ini untuk mencegah kesepakatan yang gegabah dan menghentikan semua negosiasi sama sekali," kata Ben Gvir saat berbicara kepada anggota Forum Hagvurah.
Para anggota forum tersebut melakukan protes di luar Kantor Perdana Menteri terhadap pemogokan umum yang diserukan oleh Histradrut, federasi buruh Israel.
Histradrut menyerukan pemogokan pada hari Senin untuk menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencapai kesepakatan untuk membebaskan tawanan Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza.
“Anda memberi kami kekuatan, jadi teruslah berteriak, dan kami akan melakukan tugas kami untuk memastikan bahwa Netanyahu tidak menyerah dan tidak akan ada kesepakatan yang gegabah,” tambahnya.
Radio Israel melaporkan pada hari Minggu bahwa Netanyahu tidak mencari kesepakatan dengan Hamas karena takut terhadap menterinya, termasuk Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.
Radio tersebut membantah bahwa mencapai kesepakatan dengan Hamas sama dengan menyerah kepada gerakan Palestina karena tentara mengklaim telah membunuh sekitar 18.000 anggota sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam.
Hal ini terjadi saat tentara Israel mengumumkan penemuan jasad enam tawanan Israel yang ditahan oleh faksi Palestina di Gaza sejak 7 Oktober.
Israel mengklaim Hamas mengeksekusi tawanan tersebut. Hamas mengatakan serangan udara Israel menewaskan mereka.
Penemuan jenazah mereka memicu kemarahan yang meluas di Israel, protes baru dari partai-partai oposisi terhadap Netanyahu, dan pemogokan umum Histradrut.
Perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza telah menewaskan lebih dari 40.000 orang, membuat lebih dari 90 persen dari 2,3 juta penduduk jalur itu mengungsi, dan menghancurkan sebagian besar rumah, rumah sakit, sekolah, masjid, gereja, serta infrastruktur air dan listrik.
SUMBER: THE CRADLE