Dalam 3 Hari, Turki Tangkap 99 Tersangka Anggota ISIS dalam Operasi GURZ-4
Menteri Dalam Negeri Turki mengumumkan pada Jumat (30/8/2024) kemarin, aparat berwajib menahan 99 tersangka anggota ISIS dalam waktu tiga hari.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya mengumumkan pada Jumat (30/8/2024) kemarin, aparat berwajib menahan 99 tersangka anggota ISIS dalam penggerebekan di seluruh negeri.
Para tersangka ditangkap di wilayah tengah, timur, dan selatan Turki, termasuk di Kota Ankara dan Izmir.
“99 tersangka telah ditangkap dalam operasi GURZ-4 selama tiga hari terakhir,” kata Yerlikaya, dikutip dari The Cradle.
“Kami tidak akan menoleransi teroris mana pun,” imbuhnya.
Pihak berwenang Turki juga menangkap 147 orang yang diduga anggota ISIS dalam operasi yang diumumkan pada bulan Maret 2024 kemarin.
Setelah penangkapan tersebut, Yerlikaya mengatakan polisi telah menahan total 2.919 orang yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok ekstremis tersebut.
Pada Sabtu (24/8/2024) lalu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan pisau di Solingen, Jerman.
Menurut situs berita kelompok tersebut, Amaq, serangan itu telah menewaskan tiga orang dan melukai delapan lainnya.
Turki mengklaim memerangi ISIS dalam beberapa tahun terakhir meskipun sangat mendukung organisasi teror tersebut selama perang perubahan rezim yang didukung AS, Israel, Teluk, dan Turki melawan pemerintah Suriah yang dimulai pada tahun 2011.
Program Pembangunan Perdamaian Universitas Columbia secara luas mendokumentasikan dukungan Turki terhadap ISIS selama perang Suriah, termasuk menyediakan peralatan militer, perawatan medis, dan citra satelit, membeli minyak dari kelompok tersebut, dan mengizinkan para pejuang untuk bebas melintasi perbatasan Turki-Suriah, termasuk selama serangan ISIS di Kota Kobani pada bulan September 2014.
Sisa-sisa ISIS secara teratur melakukan serangan gerilya terhadap tentara Suriah dan kelompok bersenjata pro-pemerintah yang didukung Iran di provinsi Suriah Deir Ezzor, Homs, dan Raqqa.
Baca juga: Ikut Hadapi Benjamin Netanyahu, ISIS Lancarkan Serangan Siber ke Israel
Dengan kehadiran ISIS telah memberikan dalih bagi pasukan AS untuk tetap berada di Suriah.
Pasukan AS di timur laut Suriah terus bermitra dengan milisi Kurdi yang dikenal sebagai Pasukan Demokratik Suriah (SDF) untuk secara sistematis menjarah sumber daya alam negara itu, termasuk minyak, gandum, dan jelai – mentransfer barang jarahan tersebut ke Irak secara ilegal.
Sejak runtuhnya “kekhalifahan” yang diproklamirkan sendiri pada tahun 2019, sejumlah tersangka anggota ISIS telah menetap di Turki, Times of Israel melaporkan.
Pihak berwenang Turki mengatakan bahwa sejak Juni 2023 lebih dari 3.600 orang yang diduga terkait dengan kelompok jihad telah ditangkap.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)