Media AS Ungkap Buku Strategi Perang Bawah Tanah Hamas untuk Lawan Israel dari Terowongan
Media terkenal asal Amerika Serikat mengungkap buku panduan perang bawah tanah milik Hamas yang ditemukan Israel.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Whiesa Daniswara
Israel sudah mengetahui bahwa Hamas punya jaringan terowongan yang luas. Namun, jaringan terowongan itu teranyata lebih rumit dan besar daripada yang diperkirakan Israel.
Awalnya Israel menduga jaringan itu merentang sekitar 250 mil. Kini Israel meyakini panjangnya mencapai dua kali lipat.
Sinwar yang diburu Israel diduga mengatur perang dari sebuah terowongan.
NYT menyebut baik Hamas maupun Israel telah menyesuaikan taktik masing-masing dalam perang di Gaza.
Hamas sudah bersiap menghadapi pertempuran bawah tanah yang belum pernah terjadi.
Sementara itu, Israel pada awal perang enggan mengirim tentaranya ke terowongan Gaza.
Hamas biasanya menyergap tentara Israel di dekat pintu masuk terowongan sembari menghindari pertempuran langsung.
Menurut pejabat militer Israel, Hamas menggunakan terowongan untuk melancarkan serangan “hit and run”.
Baca juga: IDF Klaim Bunuh Pimpinan Hamas dan 8 Anggotanya saat Lakukan Serangan Udara di RS Al-Ahli
Para pejuang Hamas bersembunyi dari tentara Israel kemudian meledakkan bom dari jarak jauh.
Adapun buku panduan itu ditemukan militer Israel di Distrik Zeitoun, Kota Gaza, pada bulan November 2023.
Adapula surat dari Sinwar kepada para panglima Hamas juga ditemukan pada bulan yang sama.
Juru bicara militer Israel menyebut taktik Hamas bersembunyi di dalam terowongan dan mengatur perang dari sana telah memperpanjang perang di Gaza.
“Strategi tempur Hamas didasarkan pada taktik bawah tanah,” kata Tamir Hayman, mantan kepala intelijen militer Israel.
“Ini salah satu penyebab utama mereka sejauh ini berhasil bertahan melawan IDF.”
Sementara itu, seorang pejabat senior Hamas menolak berkomentar ketika diminta buka suara tentang taktik perang bawah tanah itu.
Sejak perang di Gaza meletus, ada banyak hal yang sudah terungkap mengenai jaringan terowongan Gaza yang disebut sebagai “Gaza Metro”.
(Tribunnews/Febri)