51 Orang Tewas dalam Serangan Rudal Rusia terhadap Lembaga Militer Ukraina
Rusia menyerang lembaga militer di Kota Poltava, Ukraina tengah dengan dua rudal balistik pada Selasa (3/9/2024), yang menewaskan setidaknya 51 orang
Penulis: tribunsolo
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Rusia menyerang lembaga militer di Kota Poltava, Ukraina tengah, dengan dua rudal balistik pada Selasa (3/9/2024).
Serangan tersebut dikenal sebagai serangan tunggal paling mematikan dalam perang tahun ini.
Hingga Selasa malam, setidaknya 51 orang dikabarkan tewas akibat serangan tersebut.
Gubernur Poltava, Filip Pronin, mengatakan 18 orang mungkin masih tertimbun reruntuhan.
Pronin juga mengumumkan bahwa terdapat 219 orang yang terluka dan sepuluh gedung apartemen yang rusak akibat serangan tersebut.
Lebih dari 150 orang telah mendonorkan darahnya untuk para korban yang terluka.
Pronin menyebut peristiwa ini sebagai “tragedi besar” bagi kawasan tersebut dan seluruh Ukraina.
Ia juga mengumumkan tiga hari berkabung yang akan dimulai pada Rabu (4/9/2024).
“Musuh tentu harus mempertanggungjawabkan semua kejahatannya terhadap kemanusiaan,” tulis Pronin di Telegram, dikutip dari AP News.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menanggapi serangan ini melalui saluran Telegramnya.
"Diketahui bahwa ada orang-orang yang tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur," ujar Zelensky, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Rusia Klaim Tembak Jatuh Jet Tempur MiG-29 Ukraina
"Segala upaya tengah dilakukan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa."
"Sampah Rusia pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas serangan ini."
Zelensky memerintahkan penyelidikan segera dan mengatakan serangan itu merusak gedung Institut Komunikasi Militer.
Akademi ini melatih perwira di bidang komunikasi dan elektronika, serta operator pesawat tak berawak.
Selain itu, akademi tersebut juga mengasah beberapa keterampilan yang sangat berharga dalam peperangan di mana kedua belah pihak bertempur untuk mengendalikan medan perang elektronik.
Kremlin tidak memberikan komentar langsung mengenai serangan tersebut.
Tidak jelas apakah korban tewas dan luka-luka terbatas pada personel militer Ukraina, seperti kadet korps sinyal, atau apakah mereka termasuk warga sipil.
(mg/Putri Amalia Dwi Pitasari)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).