Eks Kepala Shin Bet: Israel Tak Siap Terlalu Lama Perang di Gaza, Seharusnya Sudah Berakhir
Eks kepala Shin Bet mengungkapkan Israel tak siap menghadapi perang berkepanjangan di Gaza, baik secara sosial dan ekonomi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
![Eks Kepala Shin Bet: Israel Tak Siap Terlalu Lama Perang di Gaza, Seharusnya Sudah Berakhir](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/seorang-komandan-brigade-tempur-militer-israel.jpg)
TRIBUNNEWS.com - Mantan Kepala Badan Keamanan Shin Bet Israel, Nadav Argaman, menanggapi soal lambatnya negosiasi gencatan senjata di Gaza.
Diketahui, Argaman yang memimpin Shin Bet pada periode 2016-2021 ini mendesak Israel segera melakukan gencatan senjata dan menarik pasukannya dari wilayah kantong tersebut.
Sebab, menurut dia, Israel tidak siap menghadapi perang di Gaza terlalu lama.
"Israel tidak siap menghadapi perang berkepanjangan di Gaza, baik secara sosial maupun ekonomi," ungkapnya dalam wawancara dengan Channel 12, Jumat (6/9/2024) malam, dilansir Anadolu Ajansi.
Ia pun meyakini seharusnya perang di Gaza sudah berakhir sejak lama.
Hal ini disampaikan Argaman menyusul pernyataan Netanyahu yang ngotot mempertahankan posisi militer Israel di Koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Argaman menyebut keinginan Netanyahu mempertahankan posisi militer Israel di Koridor Philadelphia hanya demi mempertahankan rezimnya yang berbahaya.
Ia juga membantah klaim Netanyahu baru-baru ini mengenai pentingnya Koridor Philadelphia, dalam konferensi pers awal minggu ini.
Menurutnya, klaim Netanyahu yang menyebut Koridor Philadelphia akan menjadi pusat penyelundupan senjata Hamas, jika militer Israel mundur dari wilayah itu, adalah tak benar.
"Netanyahu ngotot mempertahankan Koridor Philadelphia hanya untuk mempertahankan rezimnya yang mesianis dan berbahaya," kata Argaman.
Argaman lantas menegaskan, tak ada hubungannya antara "gencatan senjata di Gaza dan Koridor Philadelphia."
Baca juga: 1.307 Roket Hizbullah Hantam Israel selama Agustus 2024, Serangan Terbesar sejak Awal Tahun
Lebih lanjut, Argaman mengungkapkan sebagian besar persenjataan Hamas diproduksi sendiri di Gaza dari bahan-bahan yang masuk ke wilayah tersebut, seperti pupuk pertanian.
Ia juga mendesak Netanyahu untuk mengalihkan fokus ke front utara dengan Lebanon dan Tepi Barat, sembari membentuk aliansi regional dan internasional melawan Iran, ketimbang mempertahankan Koridor Philadelphia.
Serangan Hizbullah ke Israel Semakin Meningkat
Sebelumnya, Shin Bet merilis pernyataan pada Kamis (5/9/2024), mengenai intensitas serangan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Shin Bet mencatat, Hizbullah telah melancarkan 1.307 roket selama Agustus 2024.
Serangan itu merupakan serangan terbesar Hizbullah ke Israel sejak awal tahun.
Angka itu menunjukkan, setiap harinya Hizbullah menembakkan sekitar 42 roket dan drone ke Israel.
Menurut pernyataan Shin Bet, angka itu meningkat empat kali lipat dibandingkan Januari 2024, yang "hanya" 334 roket dalam sebulan.
Setelahnya, sejak saat itu, serangan Hizbullah ke Israel semakin sering dan besar.
Shin Bet mengungkapkan, pada Februari 2024, ada 534 roket yang ditembakkan Hizbullah ke Israel.
Baca juga: Analis Militer: Ancaman Terbesar Israel Berasal dari Internal, Bukan Hizbullah Ataupun Iran
Lalu, pada Maret 2024, jumlah itu bertambah menjadi 746.
Tetapi, pada April 2024, jumlah roket yang dilancarkan Hizbullah turun, yaitu sebanyak 744 roket.
Namun, setelahnya di bulan Mei 2024, serangan Hizbullah meningkat drastis dengan jumlah roket yang diluncurkan ke Israel mencapai 1.000 buah.
Intensitas serangan kembali menurun pada Juni 2024, dengan "hanya" 855 roket yang diluncurkan Hizbullah.
Serangan kembali meningkat di bulan Juli, yaitu sebanyak 1.091 roket dikirim ke Israel.
Sementara itu, mengenai serangan dari Gaza, Shin Bet mengatakan ada 116 roket ditembakkan dari wilayah tersebut pada Agustus 2024.
Angka itu turun dibandingkan bulan Juli 2024, yang sebanyak 216 roket dan bulan Mei sebanyak 452 roket.
Pejabat di Israel Utara Merasa Warganya Diabaikan
![KIRYAT SHMONA, ISRAEL - 04 JULI: Asap mengepul setelah serangan roket Hizbullah di Kiryat Shmona, Israel pada 04 Juli 2024. Hizbullah menembakkan lebih dari 200 roket ke Israel utara, kata kelompok Lebanon itu pada Kamis, sehari setelah tewasnya seorang komandan militer tinggi dalam serangan udara Israel.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kiryat-shmona-israel-25824.jpg)
Sementara itu, Wali Kota pemukiman Margaliot di Israel utara yang berdekatan dengan perbatasan Lebanon, Eitan Davidi, menyiratkan pengabaian oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu terhadap warga-warganya.
Menurutnya, pemerintahan Netanyahu saat ini lemah dan tak kompeten.
Pernyataan Davidi ini disampaikan menyusul situasi di Israel utara yang tak kunjung membaik setelah 11 bulan serangan Hizbullah di kawasan tersebut.
"Pemerintah Israel lemah dan tak kompeten, mereka telah melupakan wilayah (Israel) utara," katanya dalam sebuah diskusi bersama jurnalis Israel, Almog Boker, di Channel 12 Israel, Kamis, dilansir Al Mayadeen.
Lebih lanjut, Davidi mengungkapkan pemukiman di Margaliot telah benar-benar kosong karena ditinggalkan warganya selama 11 bulan terakhir.
Ia menuding Netanyahu dan jajarannya sengaja "mengizinkan Hizbullah melakukan apapun di Israel utara."
Hal itu membuat Davidi dan orang-orang di Israel utara memilih melupakan Netanyahu sebagai Perdana Menteri.
Baca juga: Di Tengah Vaksinasi Polio di Gaza, Israel Lakukan Serangan Membabi Buta, 61 Orang Tewas dalam 48 Jam
Pasalnya, kata Davidi, Netanyahu tak melakukan apapun untuk mengubah situasi di Israel utara.
Sementara, lanjut dia, para warga di Israel utara harus berpikir sendiri bagaimana cara mereka bertahan hidup.
"Selama 11 bulan terakhir, kita telah melupakan Perdana Menteri (Netanyahu) karena ia tidak melakukan apapun untuk mengubah situasi di sini."
"Sementara, kami kebingungan mencari keselamatan di selatan dan ke mana-mana, tanpa harapan untuk kembali ke Margaliot atau Kiryat Shmona," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.