Sebut Netanyahu sebagai Mesin Perang, Senator AS Desak Pemerintah Hentikan Bantuan Uang untuk Israel
Senator AS mendesak pemerintahan Biden untuk tak lagi mengirimkan bantuan uang kepada Israel.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.com - Senator Amerika Serikat (AS), Bernie Sanders, mendesak pemerintahan Joe Biden untuk tak lagi mengirimkan bantuan uang kepada Israel di tengah perang di Gaza.
Pernyataan ini disampaikan Sanders, Rabu (11/9/2024), menyusul serangan Israel yang semakin intens di wilayah kantong tersebut.
Bahkan, Sanders menyebut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebagai mesin perang.
"Sudah cukup! Tidak ada lagi uang untuk mesin perang Netanyahu," kata Sanders di X, Rabu, dilansir Anadolu Ajansi.
"Minggu ini, 19 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan di 'zona kemansuiaan' di Gaza. Seorang warga Amerika ditembak di Tepi Barat."
"Sekarang, sekolah-sekolah kembali dibom dan menewaskan 14 orang, termasuk enam pekerja bantuan PBB," urai dia.
Sebagai informasi, pasukan Israel telah menembak aktivis Turki-Amerika, Aysenur Ezgi Eygi (26), selama protes terhadap pemukiman ilegal Israel di Kota Beita, di luar Nablus, Tepi Barat, Jumat (6/9/2024).
Pembunuhan Eygi itu telah memicu reaksi dunia, namun Biden justru terkesan membela Israel.
Ia menyebut penembakan Eygi itu sebagai "kecelakaan karena peluru itu tampaknya memantul dari tanah dan dia (Eygi) terkena tembakan."
Kemudian, Biden, yang belum berbicara dengan keluarganya untuk menyampaikan belasungkawa, mengatakan dia "sangat marah dan sedih" atas pembunuhan tersebut.
"Harus ada pertanggungjawaban penuh. Dan Israel harus berbuat lebih banyak untuk memastikan bahwa insiden seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi," imbuhnya.
Baca juga: Tentara Israel Salah Bunuh Sandera saat Targetkan Pemimpin Hamas, Sengaja Disembunyikan dari Publik
Sanders diketahui telah lama mengkritik pemerintahan Biden karena memberikan dukungan kepada Israel dalam perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, 41.000 warga sipil Palestina di Gaza tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Sudah Minta AS Berhenti Bantu Israel sejak Lama
Desakan Sanders kepada pemerintah Biden untuk berhenti membantu Israel di tengah perang di Gaza sudah berlangsung sejak lama.
Pada Januari 2024, Sanders meminta kongres untuk memblokir usulan bantuan militer miliaran dolar kepada Israel.
Saat itu, ia menyebut serangan Israel ke Gaza sebagai hal ilegal, tidak bermoral, dan brutal.
"Biar saya perjelas: Tidak ada lagi pendanaan Amerika untuk perang ilegal, tidak bermoral, brutal, dan sangat tidak proporsional yang dilakukan Netanyahu terhadap rakyat Palestina," kata Sanders di X.
Kemudian, di bulan Maret 2024, ia menyoroti jumlah korban tewas di Gaza dan anak-anak yang mati kelaparan di wilayah itu akibat serangan Israel.
Sanders pun menyebut, apa yang terjadi di Gaza adalah krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ia pun menegaskan AS tidak bisa terlibat secara sukarela dalam pembantaian di Gaza.
Baca juga: 30 Roket Al-Qassam Hantam Pangkalan Militer Israel, Targetkan Markas Besar Brigade Barat ke-300 IDF
"Amerika Serikat tidak bisa terlibat dalam pembantaian massal anak-anak ini," ujar Sanders.
Sanders pun menegaskan, jika Israel masih menginginkan bantuan dari AS, maka harus mengubah kebijakan dengan mengizinkan truk bantuan masuk ke Gaza.
"Pemerintah harus mengatakan kepada Netanyahu, 'jika Anda ingin uang, Anda harus mengubah kebijakan Anda. Izinkan truk masuk untuk memberi makan anak-anak'," tegasnya kala itu.
Ia juga menolak keras kedatangan Netanyahu ke AS pada Juni 2024.
Menurutnya, Netanyahu adalah penjahat perang dan tidak seharusnya berada di rapat bersama Kongres.
Bahkan, saat itu Sanders tidak menghadiri Kongres sebagai bentuk protes atas kehadiran Netanyahu.
"Benjamin Netanyahu adalah penjahat perang. Dia seharusnya tidak diundang untuk berbicara di rapat bersama Kongres. Saya jelas tidak akan hadir," cuitnya di X.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Tiara Shelavie/Muhammad Barir)