Putin Perluas Pasukan Militer Lagi, Tambah 180.000 Tentara, Total jadi 1,5 Juta di Tengah Konflik
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengeluarkan dekrit pada Senin (16/9/2024) yang berisi penambahan jumlah tentara sebanyak 180.000.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin mengeluarkan dekrit pada Senin (16/9/2024).
Dekrit tersebut berisi perintah Putin kepada negaranya untuk menambah jumlah tentara sebanyak 180.000 personel.
Sehingga total militer Rusia sebanyak 2,4 juta, termasuk 1,5 juta tentara yang bertugas.
Keputusan presiden ini akan berlaku pada 1 Desember 2024, dikutip dari EuroNews.
Ini merupakan ketiga kalinya Putin memperluas jumlah pasukan sejak tahun 2022.
Pada Agustus 2022, Putin memerintahkan penambahan 137.000 pasukan.
Ini berlaku mulai awal tahun 2023, dikutip dari CNN.
Saat itu, pasukan bertambah menjadi 2 juta personel, termasuk 1,15 juta tentara.
Satu bulan setelahnya, Ukraina melancarkan serangan mendadak.
Hal tersebut membuat Putin memerintahkan mobilisasi parsial segera warga Rusia.
Mobilisasi yang dimaksud adalah warga yang memiliki pengalaman militer harus menjalani wajib militer.
Keputusan Putin ini membuat ratusan ribu warga Rusia melarikan diri.
Baca juga: Pasukan Rusia Telah Masuk Pokrovsk Dalam Jumlah Kecil
Mereka pergi ke negara tetangga Georgia dan negara-negara lainnya di dekat perbatasan Rusia.
Hingga akhirnya, Putin memutuskan untuk menghentikan mobilisasi pada November 2023.
Mobilisasi dihentikan lantaran saat itu 300.000 personel telah dipenuhi.
Namun penambahan militer dimulai kembali pada bulan Desember 2023.
Saat itu, Putin memerintahkan menambah 170.000 tentara, sehingga total menjadi 1,32 juta.
Meskipun populasi Rusia tiga kali lebih besar dari Ukraina dan telah berhasil merekrut sukarelawan dengan kontrak menguntungkan untuk bertempur di Ukraina.
Rusia, seperti pasukan Kyiv telah mengalami kerugian besar di medan perang, dan tidak ada tanda-tanda perang akan segera berakhir.
Kedua belah pihak mengatakan jumlah pasti kerugian mereka merupakan rahasia militer.
Kekurangan personel militer telah banyak disebut sebagai alasan utama di balik keberhasilan serangan Ukraina ke wilayah Kursk Rusia yang diluncurkan pada 6 Agustus.
Kremlin berupaya menghindari pengerahan kembali pasukan dari Ukraina timur dan mengandalkan bala bantuan dari daerah lain untuk membendung serangan Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Senin melaporkan telah merebut kembali kendali atas dua desa lagi di wilayah Kursk dari pasukan Ukraina.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Vladimir Putin dan Konflik Rusia vs Ukraina