Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Orang Nomor 3 di Hizbullah, Panglima Ali Karaki, Lolos dari Maut setelah Ditargetkan Israel

Panglima Hizbullah bernama Ali Karaki masih hidup meski ditargetkan Israel dalam serangan ke Lebanon.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Orang Nomor 3 di Hizbullah, Panglima Ali Karaki, Lolos dari Maut setelah Ditargetkan Israel
Al Mayadeen
Asap mengepul dari sebuah kota di Lebanon selatan setelah beberapa serangan udara Israel pada hari Senin, 23 September 2024. 

TRIBUNNEWS.COM – Panglima senior Hizbullah bernama Ali Karaki lolos dari maut setelah ditargetkan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam serangan ke Kota Beirut, Lebanon, hari Senin, (23/9/2024).

Karaki dikenal sebagai pemimpin Front Selatan dan anggota Dewan Jihad Hizbullah.

Di samping itu, dia disebut sebagai “orang nomor tiga” dalam organisasi Hizbullah.

Al Mayadeen melaporkan setidaknya ada tiga rudal ke tempat Karaki. Beberapa orang terluka dalam upaya pembunuhan itu.

Akan tetapi, Hizbullah mengklaim Karaki masih hidup.

“Sebagai respons atas klaim Zionis tentang pembunuhan terhadap saudara kami, pejuang Ali Karaki, kami mengonfirmasi bahwa saudara terkasih kami, pemimpin pejuang, Haji Ali Karaki, baik-baik saja,” kata Hizbullah.

Sebelumnya, salah satu media Israel melaporkan bahwa nasib Karaki belum diketahui.

BERITA TERKAIT

Sementara itu, dengan mengutip narasumber dari Lebanon, Sky News Arabia melaporkan bahwa Karaki telah tewas dibunuh Israel.

New York Times mengatakan jika Karaki benar-benar tewas, kematiannya akan menjadi pukulan keras bagi Hizbullah.

Karaki menjadi pemimpin pasukan Hizbullah di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. Pasukannya akan berada di garis terdepan jika Israel menginvasi Lebanon selatan.

Dia menjadi salah satu panglima senior yang dikabarkan masih hidup setelah beberapa upaya pembunuhan yang dilakukan Israel beberapa bulan belakangan.

Baca juga: AS Kirim Pasukan demi Bekingi Israel dari Hizbullah, Buntut Serangan Besar-besaran IDF di Lebanon

Adapun panglima Fuad Shukr tewas pada bulan Juli, sedangkan panglima Ibrahim Akil tewas pekan lalu.

Karaki, Shukr, dan Akil dimasukkan dalam target sanksi yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat (AS).

Pakar mengatakan kemampuan Israel untuk menargetkan para pejabat tinggi seperti Karaki memperlihatkan sejauh apa Israel telah menyusup ke dalam jaringan komunikasi Hizbullah sejak perang tahun 2006.

Hampir 500 orang tewas

Pada hari Senin, (23/9/2024), Israel menyerang Lebanon dengan jet tempur yang menewaskan setidaknya 492 orang. Sebanyak 35 di antaranya adalah anak-anak.

Serangan itu juga menjadi serangan paling mematikan yang dilancarkan Israel ke Lebanon sejak perang di Jalur Gaza meletus pada bulan Oktober 2023. Negara-negara Arab mengecam keras serangan Israel.

Di sisi lain, Israel mengklaim telah membunuh “banyak” militan Hizbullah di Lebanon.

Israel juga menyebut telah menyerang sekitar 1.300 target di Lebanon selatan dan timur, termasuk upaya pembunuhan di pinggiran selatan Kota Beirut.

Panglima Hizbullah bernama Ali Karaki diklaim masih hidup setelah Israel berupaya membunuhnya. Hizbullah mengatakan Karaki telah dievakuasi ke tempat aman setelah ada informasi Israel memburunya.

Media pemerintah melaporkan adanya serangan baru Israel di Lebanon timur, sementara Hizbullah mengaku menargetkan lima tempat di Israel.

Di Haifa, kota Israel yang berada di pantai, orang-orang tampak berlarian mencari perlindungan setelah sirine peringatan serangan meraung-raung.

Baca juga: Hari Terkelam Lebanon sejak 2006: Hampir 500 Warganya Tewas Dibunuh Israel, 35 di Antaranya Bocah

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel tidak hanya menewaskan 492 orang, tetapi juga melukai 1.645 lainnya.

Menteri Kesehatan Firass Abida berujar ada “ribuan keluarga” yang harus mengungsi.

Kota Baalbek di Lebanon selatan turut diguncang ledakan. Asap tampak membumbung tinggi.

Salah seorang warga Baalbek, Wafaa Ismail (60), mengatakan dia dan keluarganya terbangun akibat pengeboman Israel.

“Kami tidur dan bangun karena pengeboman. Seperti itulah perubahan hidup kami,” ujar Ismail dikutip dari Naharnet.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas