China Menuduh AS Pasok Komponen Senjata ke Rusia
China menuduh Amerika Serikat (AS) memasok Rusia dengan suku cadang senjata di tengah invasi militer Rusia ke Ukraina.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AS - China menuduh Amerika Serikat (AS) memasok Rusia dengan suku cadang senjata di tengah invasi militer Rusia ke Ukraina.
Seorang pejabat kedutaan besar China mengemukakan kepada Newsweek bahwa mayoritas komponen senjata buatan luar negeri yang digunakan Rusia berasal dari AS atau sekutu Baratnya.
Informasi itu muncul setelah Ukraina mengklaim bahwa lebih dari separuh komponen buatan luar negeri pada senjata Rusia yang ditemukannya berasal dari dan melalui China.
Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar China di Washington, mengatakan kepada Newsweek bahwa klaim tersebut salah.
"China tidak menyediakan senjata kepada kedua pihak dalam konflik dan secara ketat mengontrol barang-barang yang memiliki kegunaan ganda, hal yang telah memperoleh pengakuan luas dari masyarakat internasional," ujarnya dilansir pada Kamis (26/9/2024).
"Perdagangan normal antara Tiongkok dan Rusia bersifat terbuka dan transparan, sejalan dengan aturan WTO dan prinsip pasar, serta tidak menargetkan pihak ketiga.
"Saya telah melihat data yang menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen komponen senjata dan barang-barang serbaguna yang diimpor Rusia berasal dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat. Presiden Zelensky sendiri juga telah menyebutkan hal ini dalam sambutannya," katanya.
Newsweek telah menghubungi Departemen Pertahanan AS untuk memberikan komentar.
Meskipun ada hubungan kuat antara Rusia dan China, Beijing telah berulang kali membantah memasok persenjataan ke pihak mana pun dan mengatakan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam konflik Ukraina.
Namun, Reuters melaporkan bahwa penasihat presiden Ukraina Vladyslav Vlasiuk mengatakan pada hari Selasa.
"Jika Anda mengambil semua jenis senjata yang biasa dan menghitung komponen buatan luar negeri, sekitar 60 persen akan berasal dari China. Kami telah melakukan diskusi panjang dengan beberapa produsen tentang hal ini. RRC (China) adalah masalah terbesar, menurut saya."
Vlasiuk mengatakan bahwa komponen utama yang digunakan dalam sistem pengawasan, drone, dan rudal juga berasal dari Amerika Serikat, Belanda, Jepang, Swiss, dan negara-negara Barat lainnya.
Meskipun China mengklaim bersikap netral dalam perang Rusia-Ukraina, telah ada tuduhan berulang kali bahwa Beijing telah mendukung Kremlin.