Kabinet Baru PM Jepang yang Dibentuk 2 Oktober 2024 Dipastikan hanya Berumur Kurang dari Sebulan
Langkah yang dilakukan PM Jepang Ishiba ini menuai kritik salah satu tokoh oposisi Yoshihiko Noda
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kabinet baru Jepang yang dipimpin PM Jepang ke-102, Shigeru Ishiba baru saja dilantik tanggal 2 Oktober 2024 lalu namun kabinet dipastikan tidak sampai berumur sebulan.
"Kami secara resmi akan membubarkan parlemen tanggal 9 Oktober dan hasil anggota parlemen baru yang terpilih akan diumumkan 27 Oktober mendatang,” ungkap PM Ishiba, Rabu (2/10/2024).
Langkah yang dilakukan Ishiba ini menuai kritik di kalangan oposisi.
Yoshihiko Noda sangat mengritik keras keputusan tersebut.
"Tadinya saya percaya dia bisa membangun kerjasama dengan baik bersama kalangan oposisi. Ternyata tidak demikian yang terjadi. Dia kelihatan menghindar. Masak hanya 9 hari rapat parlemen. Sebelum diangkat resmi sebagai PM Jepang sudah mengumumkan pembubaran parlemen. Itu jelas tidak tidak wajar," papar Noda.
Baca juga: Menlu Jepang Prihatinkan Perang di Timur Tengah, Ukraina dan Rusia
Setelah dibubarkan 9 Oktober, nama-nama para calon anggota parlemen akan diumumkan 15 Oktober dan kampanye pemilu mulailah dilangsungkan.
Kemudian pada tanggal 27 Oktober terakhir mencoblos dan malam itu juga diumumkan anggota parlemen yang terpilih.
"Hal pertama yang harus kita lakukan untuk memenangkan kembali kepercayaan masyarakat adalah melakukan reformasi politik.
Jika politik membutuhkan biaya, kita harus menjelaskannya dengan hati-hati dan menyeluruh. Tentu saja, perlu untuk mengungkapkan uang yang terkumpul dengan transparansi penuh," kata Ishiba pada konferensi pers Selasa malam.
Menyebut lingkungan keamanan di sekitar Jepang sebagai yang paling parah sejak Perang Dunia II, ia juga berjanji untuk memperkuat kemampuan pencegahan dan pertahanan Jepang.
"Melalui diplomasi yang berdasarkan kepentingan nasional yang realistis, kami akan memperluas lingkaran negara-negara sahabat, dengan aliansi Jepang-AS sebagai intinya," kata Ishiba.
Mengenai masalah ekonomi, ia berjanji untuk meneruskan strategi pertumbuhan mantan Perdana Menteri Fumio Kishida yang berupaya menaikkan upah minimum rata-rata menjadi 1.500 yen per jam dan memberlakukan langkah-langkah ekonomi secepat mungkin untuk mengatasi kenaikan harga.
Sejumlah pilihan Kabinet Ishiba mencakup mereka yang dekat dengan pendahulunya, Yoshihide Suga dan Kishida.