Jelang Peringatan Setahun Serangan 7 Oktober Hamas, Israel Siapkan Serangan Balasan ke Iran
Menjelang peringatan satu tahun serangan 7 Oktober oleh Hamas, Israel mempersiapkan serangan balasan ke Iran.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel makin gencar memperluas serangan di berbagai bidang menjelang peringatan satu tahun serangan 7 Oktober.
Bahkan, Israel tengah merencanakan serangan balasan yang "signifikan dan serius" terhadap Iran atas serangan rudal balistik skala besar minggu lalu.
Tanda-tanda pembalasan Israel yang akan segera terjadi terhadap Iran muncul ketika presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyerukan embargo internasional atas senjata yang dikirim ke Israel untuk digunakan melawan Gaza.
"Saya kira prioritas hari ini adalah kita kembali ke solusi politik, yaitu kita berhenti mengirim senjata untuk berperang di Gaza," kata Macron, dikutip dari The Guardian.
Macron menyampaikan komentarnya tersebut saat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan serangan besar terhadap Iran akan segera terjadi, karena Israel menyerang sasaran di Lebanon, Suriah, dan Gaza pada hari Sabtu.
"IDF sedang mempersiapkan tanggapan terhadap serangan Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan melanggar hukum terhadap warga sipil Israel dan Israel," kata salah seorang pejabat militer Israel.
Ketika Israel menyatakan pihaknya tengah merencanakan respons terhadap serangan rudal Iran pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden memperingatkan agar tidak menyerang fasilitas minyak Iran.
Pernyataan Biden ini muncul sehari setelah ia mengatakan Washington sedang "membahas" tindakan tersebut.
"Jika saya berada di posisi mereka, saya akan memikirkan alternatif lain selain menyerang ladang minyak," kata Biden.
Pemerintahan Biden telah menyatakan menentang serangan Israel terhadap program nuklir Iran.
Di tengah memburuknya kekerasan, spekulasi menguat bahwa serangan di pinggiran selatan Beirut telah menewaskan Hashem Safieddine, yang diperkirakan akan menggantikan pemimpin Hizbullah yang terbunuh, Hassan Nasrallah.
Baca juga: Penerbangan Israel Dilanda Kekacauan: Ribuan Tentara IDF Terdampar di Luar Negeri
Menurut sumber keamanan Lebanon, Safieddine tidak dapat dihubungi sejak Jumat.
Penilaian menunjukkan Safieddine tewas bersama para ajudan dan penasihat Iran dalam sebuah serangan dahsyat yang membuat upaya pencarian korban sulit dilakukan.
Setelah serangan itu, IDF mengatakan telah menyerang markas intelijen Hizbullah tanpa mengungkapkan siapa saja yang hadir.
Pertempuran itu terjadi saat Israel bersiap memperingati ulang tahun pertama serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang saat ini di Gaza.
Presiden Israel, Isaac Herzog, akan memimpin upacara peringatan di Sderot, salah satu kota yang paling parah dilanda serangan militan Hamas.
Militer Israel mengatakan pada hari Sabtu, mereka juga memerintahkan warga sipil Palestina di beberapa wilayah Jalur Gaza – termasuk Nuseirat dan Bureij – untuk mengungsi.
Mereka mengatakan, IDF berencana untuk menyerang “dengan kekuatan besar” terhadap Hamas yang beroperasi di sana.
Israel juga tampaknya meningkatkan operasi selama akhir pekan di Lebanon selatan, yang dimasuki pasukan daratnya awal minggu ini.
Baca juga: Mengapa Israel Tak Juga Balas Serang Iran?
Serangan Ganas Israel di Beirut Selatan
Media resmi Lebanon mengatakan lima serangan Israel menghantam Beirut selatan dan daerah pinggirannya pada hari Sabtu (5/10/2024).
Empat di antaranya "sangat ganas", setelah tentara Israel meminta penduduk untuk mengungsi dari apa yang disebutnya benteng Hizbullah.
"Pesawat tempur musuh Israel melancarkan empat serangan yang sangat dahsyat di pinggiran selatan (Beirut), dan satu serangan di daerah Chweifat," tulis Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), dikutip dari Al Arabiya.
Rekaman AFP menunjukkan gumpalan asap mengepul dari area yang menjadi sasaran, dengan satu serangan menciptakan bola api yang membubung ke udara sementara suar melesat di tengah asap tebal.
Baca juga: Daftar Fasilitas Nuklir Iran yang Berpotensi Diserang Israel, Mulai dari Natanz hingga Fordow
NNA kemudian mengatakan lalu lintas udara di satu-satunya bandara Lebanon di Beirut "tetap berjalan meskipun ada agresi musuh Israel di pinggiran selatan. Beberapa pesawat Middle East Airlines baru saja mendarat".
Tentara Israel pada Sabtu malam sebelumnya telah mengumumkan seruan baru bagi penduduk untuk mengungsi dari pinggiran selatan Beirut, karena terus menargetkan apa yang disebutnya sebagai posisi Hizbullah di Ibu Kota Lebanon.
"Demi keselamatan Anda dan keluarga, Anda harus segera mengungsi dari gedung-gedung yang ditunjuk dan gedung-gedung yang berdekatan dengannya serta menjauh dari gedung-gedung tersebut setidaknya sejauh 500 meter," kata juru bicara Avichay Adraee di media sosial.
(Tribunnews.com/Whiesa)