AS Kirim Peringatan Keras ke Netanyahu, Desak Israel Tak Hancurkan Lebanon Seperti Gaza
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller memperingatkan Netanyahu agar tak membuat Lebanon berakhir sama dengan Gaza.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Joe Biden melayangkan peringatan keras kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tak membuat Lebanon berakhir sama dengan Gaza.
Adapun desakan itu dilayangkan langsung oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, Kamis (10/10/2024).
"Saya ingin menegaskan bahwa tidak boleh ada tindakan militer apa pun di Lebanon yang menyerupai Gaza dan meninggalkan hasil yang mirip dengan Gaza," kata Miller, seperti dikutip The Anadolu.
Peringatan keras diungkap Miller di tengah meningkatnya penderitaan yang dialami warga Lebanon pasca Israel melakukan serangan darat di wilayah itu pada 1 Oktober 2024.
Israel diketahui melakukan serangan pertama ke daerah tak berpenghuni dekat Byblos, sebelah utara Beirut.
Negara zionis itu berdalih serangan ditujukan untuk menargetkan situ-situs bawah tanah Hizbullah yang berada di kawasan pemukiman warga sipil
Israel juga mengklaim bahwa mereka menyerang Hizbullah agar bisa memulangkan warganya yang mengungsi ke wilayah utara (perbatasan dengan Lebanon).
Namun imbas serangan Israel, membuat jumlah korban tewas sipil melonjak mencapai 2.000 orang, termasuk 127 di antaranya anak-anak.
Serangan brutal Israel juga memicu eksodus massal, memaksa lebih dari 400.000 orang meninggalkan negara itu ke Suriah dalam dua pekan terakhir.
Hingga badan-badan kemanusiaan termasuk Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menyerukan peringatan tentang bencana kemanusiaan yang mengancam di kedua sisi perbatasan.
Israel Bombardir Lebanon Pakai Bom Terlarang
Baca juga: Timur Tengah Membara, Mesir dan Yordania Janji Bantu Lebanon Hadapi Serangan Israel
Dengan dalih melumpuhkan pergerakan militan Hizbullah yang bersembunyi di Lebanon, Israel disebut telah menggunakan 'bom terlarang' yang yang bisa mengakibatkan berbagai penyakit apabila terhirup.
Hal ini diungkap oleh Sindikat Ahli Kimia Lebanon (SCL). Dalam laporannya, SCL menyebut bom terlarang rakitan Israel mengandung uranium terdeplesi dan telah dilarang digunakan secara internasional untuk menyerang Lebanon.
SCL mengetahui hal itu setelah meninjau tingkat kehancuran dan kedalaman kerusakan pada bangunan dan tanah yang telah diserang Israel.
"Kami telah memantau dengan cermat penggunaan senjata yang dilarang secara internasional oleh musuh," ujar pernyataan SCL, melansir dari Middle East Monitor.