Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apakah Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL Sering Terluka?

Apakah Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon) atau UNIFIL sering terluka ketika bertugas?

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Apakah Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL Sering Terluka?
X/Twitter
Israel Kembali Serang Markas Besar UNIFIL pada Jumat (11/102024). Apakah Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon) atau UNIFIL sering terluka ketika bertugas? 

TRIBUNNEWS.COM - Apakah Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon) atau UNIFIL sering terluka ketika bertugas?

Dari tahun 1948 hingga akhir Agustus 2024, 4.398 pasukan penjaga perdamaian PBB yang menjalankan misi di seluruh dunia telah tewas.

Dari jumlah kematian tersebut, 1.629 disebabkan oleh penyakit, 1.406 disebabkan oleh kecelakaan, 1.130 disebabkan oleh tindakan jahat, dan 233 disebabkan oleh alasan lain, menurut data PBB.

UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian yang paling berbahaya, karena telah menelan korban paling banyak.

Selama 46 tahun, 337 pasukan penjaga perdamaian UNIFIL telah tewas.

Diikuti oleh Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB di Mali, yang telah menelan korban 311 jiwa, dikutip dari CNN.

Jumlah kematian pasukan penjaga perdamaian tertinggi dalam satu tahun terjadi pada tahun 1993 ketika 252 pasukan penjaga perdamaian tewas selama misi di Somalia, Bosnia dan Herzegovina, Kamboja, dan lokasi lainnya, Al Jazeera melaporkan.

BERITA REKOMENDASI

Pada tahun 2010, jumlah korban tewas tertinggi kedua terjadi ketika 173 pasukan penjaga perdamaian tewas.

Mereka termasuk tiga pasukan penjaga perdamaian dari Misi Uni Afrika-PBB di Darfur selama konfrontasi dengan penyerang tak dikenal.

Pada tahun yang sama, 43 anggota Misi Stabilisasi PBB di Haiti (MINUSTAH) tewas pada tanggal 12 Januari akibat gempa bumi di Haiti.

"10 personel MINUSTAH lainnya tewas pada tahun 2010 akibat tindakan kekerasan,"demikian dilaporkan situs web PBB.

Baca juga: Mengapa Israel Serang Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL di Lebanon?

Pada tahun 2017, PBB mengatakan serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian di Republik Demokratik Kongo diduga dilakukan oleh kelompok bersenjata Pasukan Demokratik Sekutu.

Serangan itu menewaskan 14 pasukan penjaga perdamaian Tanzania dan melukai 44 lainnya.

Apa posisi hukum terkait penargetan pasukan penjaga perdamaian PBB?

Para pengamat mengatakan, penargetan misi PBB secara sengaja merupakan kejahatan perang.

"Berdasarkan hukum perang, personel PBB yang terlibat dalam operasi pemeliharaan perdamaian, termasuk anggota bersenjata, adalah warga sipil, dan serangan yang disengaja terhadap mereka dan fasilitas pemeliharaan perdamaian adalah melanggar hukum dan merupakan kejahatan perang," jelas laporan dari Human Rights Watch (HRW).

HRW mengutip Pasal 8(2)(b)(iii) Statuta Roma, yang membentuk Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag.

Pasal tersebut mencantumkan penargetan misi kemanusiaan dan penjaga perdamaian secara sengaja sebagai kejahatan perang.

Pernyataan PBB yang melaporkan serangan hari Kamis (10/10/2024) itu mengatakan bahwa serangan yang disengaja itu tidak hanya merupakan pelanggaran hukum internasional, tetapi juga pelanggaran Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Setelah serangan Israel pada hari Jumat di markas besar UNIFIL, PBB mengatakan: "Ini adalah perkembangan yang serius, dan UNIFIL menegaskan kembali bahwa keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB harus dijamin dan bahwa keamanan tempat-tempat PBB harus selalu dihormati.

"Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan resolusi Dewan Keamanan 1701 (2006)."

lihat fotoDi tengah meningkatnya eskalasi konflik Israel dan Palestina, ratusan personel Satuan Tugas (Satgas) FHQSU (Force Headquarters Support Unit) XXVI-O1 Kontingen Garuda UNIFIL mengelar latihan rencana kontijensi untuk meningkatkan kesiapsiagaan, bertempat di Soedirman Camp Naqura, Minggu (29/11/23). Semenjak pecahnya konflik bersenjata antara tentara Israel dan Hamas Palestina, wilayah Lebanon ikut memanas menyusul bergabungnya tentara Hizbullah Lebanon dalam konflik Israel-Hamas. Hal ini menyebabkan wilayah Naqoura yang menjadi lokasi Markas UNIFIL dan Soedirman Camp ikut terdampak. (Puspen TNI/Tribunnews)
Di tengah meningkatnya eskalasi konflik Israel dan Palestina, ratusan personel Satuan Tugas (Satgas) FHQSU (Force Headquarters Support Unit) XXVI-O1 Kontingen Garuda UNIFIL mengelar latihan rencana kontijensi untuk meningkatkan kesiapsiagaan, bertempat di Soedirman Camp Naqura, Minggu (29/11/23). Semenjak pecahnya konflik bersenjata antara tentara Israel dan Hamas Palestina, wilayah Lebanon ikut memanas menyusul bergabungnya tentara Hizbullah Lebanon dalam konflik Israel-Hamas. Hal ini menyebabkan wilayah Naqoura yang menjadi lokasi Markas UNIFIL dan Soedirman Camp ikut terdampak. (Puspen TNI/Tribunnews)

Apakah Israel pernah menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB sebelumnya?

Analis militer Elijah Magnier mengatakan kepada Al Jazeera bahwa insiden baru-baru ini bukanlah pertama kalinya UNIFIL mendapat serangan dari Israel.

Pada tahun 1987, pasukan tank Israel menembaki sebuah desa tempat pos komando UNIFIL berada, menewaskan seorang pasukan penjaga perdamaian Irlandia.

Pada tahun 1996, Israel menembaki batalion UNIFIL di Fiji di Qana, Lebanon selatan.

Lebih dari 120 warga sipil Lebanon tewas dan sekitar 500 orang terluka. Empat tentara PBB juga terluka.

Pada akhir November 2023, pasukan Israel menembaki patroli UNIFIL di dekat Aitaroun di Lebanon selatan, tetapi tidak ada pasukan penjaga perdamaian yang terluka.

Magnier mengatakan serangan baru-baru ini terjadi "karena Israel perlu melewati posisi UNIFIL di Naqoura dan memulai invasi ke Lebanon."

Poros ini sangat penting bagi tentara Israel.

Ia menambahkan bahwa sejumlah besar tentara Israel siap memasuki Lebanon.

Pasukan UNIFIL dapat dikenali dengan jelas karena mereka mengenakan helm biru dan posisi mereka diketahui oleh militer Israel.

Seberapa jarangkah anggota PBB menyerang pasukan penjaga perdamaian?

Sangat jarang anggota PBB menyerang pasukan penjaga perdamaian.

Sebagian besar cedera dan kematian pasukan penjaga perdamaian terjadi akibat baku tembak yang melibatkan kelompok bersenjata atau kelompok pemberontak, menurut pernyataan PBB yang dirilis setelah insiden tersebut.

Pada tahun 1994, 10 tentara Belgia dalam Misi Bantuan PBB untuk Rwanda dibunuh oleh tentara dari negara anggota PBB Rwanda, HRW melaporkan.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas