Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Netanyahu: Israel Dengarkan Pendapat AS, tapi akan Putuskan Serang Iran Sendirian

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mendengarkan pendapat AS tapi akan memutuskan sendiri soal serangan terhadap Iran.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Netanyahu: Israel Dengarkan Pendapat AS, tapi akan Putuskan Serang Iran Sendirian
Kolase Tribunnews/AFP
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri) dan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei (kanan).--- Israel tetap mendengarkan pendapat sekutunya, AS, tapi akan memutuskan sendiri soal serangan ke Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan Israel akan mengambil keputusan mengenai respons terhadap serangan rudal Iran, sesuai dengan kepentingan nasionalnya, tapi tetap akan mendengarkan sekutunya, Amerika Serikat (AS).

"Kami mendengarkan pendapat Amerika Serikat, tetapi kami akan membuat keputusan akhir berdasarkan kepentingan nasional kami," kata kantor Netanyahu, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Washington Post.

Sebelumnya, para pejabat AS dan Israel mengungkapkan Netanyahu memberi tahu Presiden AS Joe Biden bahwa tanggapan Israel akan terbatas pada sasaran militer tanpa menargetkan fasilitas nuklir atau minyak di Iran, menurut laporan Washington Post.

Sumber tersebut mengatakan serangan Israel terhadap Iran akan dilakukan sebelum pemilu AS yang digelar pada 5 November mendatang.

"Perdana Menteri Israel memberi tahu Presiden Joe Biden selama panggilan telepon yang terjadi di antara mereka pada Rabu lalu, yang merupakan yang pertama dalam lebih dari 7 minggu setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan di antara mereka, bahwa ia berencana untuk menargetkan infrastruktur militer di Iran," kata pejabat AS.

Sementara itu, seorang pejabat Israel yang dekat dengan Netanyahu mengungkapkan Netanyahu akan terus berkonsultasi dengan para pejabat AS mengenai rencana serangan Israel, namun dia tidak akan menunggu lampu hijau dari AS.

Selain itu, kedua pejabat tersebut menjelaskan, fleksibilitas posisi Israel menjadi faktor pendorong dalam keputusan AS untuk mengirimkan sistem pertahanan rudal yang kuat (THAAD) ke Israel.

Berita Rekomendasi

Pada Minggu (13/10/2024), NBC melaporkan dengan mengutip para pejabat AS yang yakin Israel telah mempersempit cakupan target respons potensial terhadap serangan Iran bulan ini, menjadi target militer dan infrastruktur energi.

Serangan Balasan Iran ke Israel

Sebelumnya, pada Selasa (1/10/2024) malam, Iran meluncurkan 180 rudal dalam serangan balasannya terhadap Israel, yang menargetkan pangkalan Mossad, pangkalan udara Hatzrim dan Nevatim, radar, dan pusat perakitan tank Israel.

Peluncuran rudal itu adalah respon atas serangan mematikan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan sejumlah petinggi militer Hamas, Hizbullah dan Garda Revolusi Iran (IRGC).

Baca juga: AS: Netanyahu Janji Tak Akan Sentuh Fasilitas Nuklir, Gantinya Bakal Targetkan Situs Militer Iran

Itu adalah peluncuran serangan balasan langsung dari Iran ke Israel untuk yang kedua kalinya tahun ini.

Peluncuran yang pertama terjadi pada Sabtu (13/4/2024) malam, ketika Iran meluncurkan sekitar 200 rudal dan drone ke Israel untuk membalas serangan udara Israel di Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024.

Iran memutuskan balas dendam setelah serangan Israel di Kedutaan Iran di Damaskus membunuh Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan senior di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan anggota IRGC lainnya.

Tentara Israel (IDF) mengklaim rudal-rudal itu dicegat oleh Israel dan koalisi pertahanan yang dipimpin oleh sekutunya, Amerika Serikat (AS), seperti diberitakan Al Jazeera.

Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.289 jiwa dan 98.684 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (14/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas