Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Was-was Diserang China, Taiwan Belanja 1.000 Drone Penyerang dari AS

Kementerian Pertahanan Taiwan menandatangani perjanjian formal dengan pemerintah AS yang mengizinkan Taiwan membeli sebanyak 1.000 drone penyerang.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Was-was Diserang China, Taiwan Belanja 1.000 Drone Penyerang dari AS
turbosquid
Drone model AeroVironment Switchblade 300. 

 

TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI – Taiwan makin ketakutan atas manuver-manuver militer China belakangan ini di wilayah perairannya. Khawatir China sewaktu-waktu China melancarkan serangan ke neger pulau tersebut, Kementerian Pertahanan Taiwan memutuskan membeli 1.000 unit drone penyerang ke Amerika Serikat.

Kementerian Pertahanan Taiwan telah menandatangani perjanjian formal dengan pemerintah AS yang mengizinkan Taiwan untuk membeli sebanyak 1.000 drone penyerang dari kontraktor pertahanan AeroVironment.

Mereka juga telah meneken perjanjian dengan perusahaan teknologi pertahanan Anduril Industries untuk membantu Pemerintah Taiwan untuk mencegah potensi serangan militer China.

Taiwan telah menandatangani “surat penawaran dan penerimaan” pada akhir September, langkah sebelum menandatangani kontrak yang menentukan jumlah, nilai dolar, dan tanggal pengiriman.

Kontrak-kontrak tersebut akan segera ditandatangani, menurut orang-orang yang meminta untuk tidak disebutkan namanya untuk membahas tindakan yang tidak diumumkan tersebut.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri seperti dikutip Bloomberg, menolak mengomentari penjualan Taiwan yang tertunda.

Berita Rekomendasi

Drone serang telah berkembang menjadi komponen utama peperangan modern. 

Pasukan Rusia dan Ukraina telah mengerahkan ribuan drone untuk saling memata-matai dan melakukan serangan dalam peperangan yang berkelanjutan.

Sementara kendaraan udara tak berawak digunakan dalam serangan Iran terhadap Israel pada bulan April.

Transaksi tersebut menunjukkan “bahwa Taiwan dan AS memetik pelajaran penting dari pertempuran di Ukraina, dan mengubah pengetahuan tersebut menjadi pengadaan di masa depan”, kata Laksamana Muda (Purn) Mark Montgomery, direktur senior Yayasan Pertahanan Demokrasi, yang telah melakukan perjalanan ke Taiwan untuk menilai kebutuhan pertahanannya.  

Baca juga: Laut China Selatan Makin Memanas Pasca Tabrakan Kapal Penjaga Pantai Filipina dan Tiongkok

Pada bulan Juni, Departemen Luar Negeri memberi tahu Kongres bahwa mereka telah menyetujui penjualan sebanyak 291 sistem Anduril Altius 600M-V senilai 300 juta dolar AS dan sebanyak 720 drone model AeroVironment Switchblade 300 “B” senilai sebanyak 60 juta dolar AS.

Menurut Anduril, Altius 600M-V miliknya adalah kendaraan udara multi-misi yang memungkinkan satu operator mengendalikan beberapa drone. Ia memiliki jangkauan sekitar 160 km dan waktu penerbangan hampir dua jam.

Baca juga: Israel Tanam Bahan Peledak di Pager Buatan Taiwan yang Dijual ke Hizbullah, Dirusak Saat Pengiriman

Model AeroVironment yang berbobot 1,8 kg dapat melayang di atas target selama 20 menit dan dilengkapi dengan hulu ledak anti-armor khusus. Ia memiliki jangkauan sekitar 30 km.

Perwakilan di kantor Taiwan di Washington menolak berkomentar, begitu pula Dewan Bisnis AS-Taiwan. 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas