Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

107 Tahun Deklarasi Balfour, Aktivis Pro-Palestina Sita Patung Presiden Israel di Inggris

Pada peringatan 107 tahun Deklarasi Balfour, aktivis Pro-Palestina di Inggris menyita patung Presiden pertama Israel, Chaim Weizmann, zionis Rusia.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in 107 Tahun Deklarasi Balfour, Aktivis Pro-Palestina Sita Patung Presiden Israel di Inggris
Center for Israel Education
Presiden pertama Israel, Chaim Weizmann, adalah Zionis kelahiran Rusia dan pendukung Deklarasi Balfour. Patungnya dipajang di Universitas Manchester, Inggris. 

TRIBUNNEWS.COM - Aktivis dari kelompok "Aksi Palestina" menyita patung-patung yang dipajang oleh Universitas Manchester di Inggris pada Sabtu (2/11/2024).

Mereka menyita patung Chaim Weizmann, presiden pertama Israel, sebagai tanggapan atas serangan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon serta dukungan Inggris terhadap Israel.

Kelompok Aksi Palestina mengatakan langkah tersebut dilakukan pada peringatan 107 tahun "Deklarasi Balfour".

Deklarasi Balfour adalah surat pernyataan yang ditulis oleh Arthur James Balfour, Menteri Luar Inggris saat itu, kepada salah satu pemimpin Zionis, Lionel Walter Rothschild, pada 2 November 1917 yang mendukung pendirian negara Yahudi (Israel) di Palestina.

Inggris yang saat itu menduduki Palestina melalui mandat setelah Perang Dunia I, memberikan janji kepada Lionel Walter Rothschild untuk tujuan tersebut, menyusul meluasnya Zionisme di Eropa.

Chaim Weizmann, yang lahir di Rusia, adalah seorang Zionis dan menjabat sebagai Presiden pertama Israel pada 1949 setelah pendirian Israel di Palestina pada 1948.

Dalam protesnya, Kelompok Aksi Palestina mencantumkan rincian pembicaraan antara Kongres Zionis dan Arthur Balfour untuk mengadakan pelatihan senjata oleh Inggris pada saat itu kepada militan Zionis di Palestina.

Berita Rekomendasi

"Militan Zionis bersenjata yang dilatih oleh Inggris hingga berdirinya Israel telah menyebabkan 750.000 warga Palestina mengungsi dan menghancurkan lebih dari 500 desa," kata kelompok itu, merujuk pada peristiwa Nakhba sebelum pendirian Israel.

Kelompok itu mengatakan, kebijakan Israel untuk membunuh warga Palestina dan mengusir mereka dari tanah mereka masih dilanjutkan hingga saat ini, seperti diberitakan Al Jazeera.

Demonstrasi di London

Pada Sabtu (2/11/2024) kemarin, puluhan ribu orang turun ke ibu kota Inggris, London, dalam demonstrasi memperingati 107 tahun Deklarasi Balfour, sebagai solidaritas dengan Palestina dan Lebanon sehubungan dengan serangan Israel yang sedang berlangsung.

Baca juga: Lebanon Protes ke PBB: Israel Culik Kapten Angkatan Laut Imad Amhaz

Pawai dimulai dari pintu masuk Downing Street No. 10, tempat Kantor Perdana Menteri Inggris dan berakhir di Nine Elms Street, tempat Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di London berada.

Organisasi non-pemerintah, termasuk “Kampanye Solidaritas Palestina”, “Koalisi Hentikan Perang”, dan “Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir” menyerukan demonstrasi tersebut.

Para demonstran meneriakkan slogan-slogan termasuk, “Bebaskan Palestina,” dan “Berhenti mempersenjatai Israel,” sementara para pendukung Israel mengorganisir protes balasan di sana.

Deklarasi Balfour

Deklarasi Balfour merupakah salah satu faktor utama berdirinya Negara Israel di tanah Palestina yang diduduki pada tahun 1948.

Pada 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur James Balfour, mengirimkan surat kepada Lionel Walter Rothschild, salah satu pemimpin gerakan Zionis, yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Balfour.

Janji ini bertepatan dengan mandat Inggris atas tanah bersejarah Palestina selama Perang Dunia I.

Setahun kemudian, Italia dan Perancis mengumumkan persetujuan mereka, diikuti dengan persetujuan Amerika Serikat pada tahun 1919, kemudian Jepang pada tahun yang sama, seperti diberitakan Anadolu Agency.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza.

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 43.204 jiwa dan 101.640 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (1/11/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Wafa Palestine.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.

Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas