Komandan Hizbullah Ali Mussa Daqduq Terbunuh dalam Serangan Israel di Suriah
Israel dilaporkan bunuh komandan Hizbullah, Ali Mussa Daqduq, dalam serangan udara di Suriah. Ia diduga dalang serangan ke tentara AS di Irak.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: timtribunsolo
TRIBUNNEWS.COM - Israel dilaporkan telah membunuh komandan senior Hizbullah, Ali Mussa Daqduq, dalam serangan udara terbaru di Suriah.
Menurut seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat, Daqduq dikenal sebagai perencana serangan terhadap tentara AS di Irak pada tahun 2007.
Pejabat tersebut mengungkapkan bahwa waktu dan lokasi serangan yang menewaskan Daqduq masih belum jelas, serta apakah serangan itu secara khusus ditujukan untuk menghabisinya.
Namun, Daqduq diyakini mendapat dukungan dari Pasukan Quds Iran dalam merencanakan dan melaksanakan serangan.
Latar Belakang Ali Mussa Daqduq
Ali Mussa Daqduq terlibat dalam serangan Karbala pada tahun 2007, di mana ia menyamar sebagai anggota tim keamanan AS dan berhasil menewaskan lima tentara AS.
Setelah ditangkap oleh pasukan AS, ia dibebaskan oleh pemerintah Irak pada tahun 2012.
Sejak saat itu, Daqduq melatih pasukan khusus Hizbullah dan diangkat sebagai komandan Divisi Golan pada tahun 2018.
Kabar kematian Daqduq muncul di tengah serangkaian serangan Israel yang menargetkan wilayah Suriah, dengan alasan menyerang anggota Hizbullah yang mendukung Hamas.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah terlibat dalam pertempuran melawan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah juga menyatakan akan menghentikan serangan jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Baca juga: Serangan Ganas Hizbullah Tewaskan Tentara Zionis di Lebanon
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Sementara itu, agresi Israel di Jalur Gaza terus berlanjut.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah kematian warga Palestina telah meningkat menjadi lebih dari 44.056 jiwa dengan 104.268 lainnya terluka sejak 7 Oktober 2023.
Di sisi lain, sebanyak 1.147 kematian dilaporkan di wilayah Israel.
Israel mengeklaim terdapat 101 sandera yang masih ditahan oleh Hamas, setelah pertukaran sandera yang terjadi pada akhir November 2023.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).