Keamanan Presiden Marcos Diperketat Usai Ancaman dari Sara Duterte
PSC Filipina Perkuat Keamanan Presiden Marcos Usai Ancaman dari Wakil Presiden Sara Duterte
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Komando Keamanan Presiden (PSC) Filipina telah memperketat langkah-langkah keamanan untuk Presiden Ferdinand Marcos Jr dan keluarganya setelah Wakil Presiden Sara Duterte mengeluarkan ancaman pembunuhan terhadap mereka.
Peningkatan keamanan ini diumumkan setelah pernyataan kontroversial Duterte dalam konferensi pers daring pada Jumat (23/11/2024).
Dalam pernyataannya, Wakil Presiden Sara Duterte mengaku telah mengatur seorang pembunuh untuk membunuh Presiden Marcos, Ibu Negara Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika terjadi sesuatu padanya.
"Saya sudah bicara dengan seseorang. Saya katakan kepadanya bahwa jika saya terbunuh, dia harus membunuh Marcos, Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Tidak main-main, saya sudah meninggalkan instruksi," ujar Duterte dalam bahasa Filipina.
Duterte menuduh Romualdez, yang merupakan sepupu Marcos, menginginkan kematiannya dan menyebut Marcos sebagai ancaman terbesar terhadap ambisinya dalam Pemilihan Presiden 2028.
Menanggapi ancaman tersebut, PSC menyatakan bahwa mereka telah memperkuat protokol keamanan sesuai arahan Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin.
"Kami berkoordinasi erat dengan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi, menghalangi, dan mempertahankan diri dari segala ancaman terhadap presiden dan keluarganya," kata PSC dalam pernyataan resmi.
Baca juga: Sosok Sara Duterte, Wapres Filipina yang Sewa Pembunuh untuk Habisi Nyawa Presiden Ferdinand Marcos
Pihak PSC menegaskan, setiap ancaman terhadap nyawa presiden dan keluarganya, terutama yang disampaikan secara terbuka, akan ditangani dengan serius.
"Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional dan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan presiden," tambahnya.
Wakil Presiden, Sara Duterte kini menghadapi tekanan politik yang meningkat, termasuk ancaman pemakzulan di DPR, yang dilaporkan dipimpin oleh Romualdez.
Situasi ini menunjukkan ketegangan yang semakin dalam antara Duterte dan Marcos, di tengah persaingan untuk posisi kepemimpinan di masa depan.
Dengan langkah-langkah keamanan yang diperkuat, PSC berkomitmen untuk melindungi Presiden Marcos dan keluarganya dari potensi ancaman yang dapat membahayakan keselamatan mereka.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)