Tel Aviv Digertak AS, Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Terjadi Dalam Dua Hari
Kabar setujunya Israel atas proposal gencatan senjata terjadi setelah pihak AS menggertak Tel Aviv untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hizbulllah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
![Tel Aviv Digertak AS, Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Terjadi Dalam Dua Hari](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tentara-israel-bergerak-keperbatasan-lebanon_20231009_144909.jpg)
Tel Aviv Jiper Digertak AS, Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Terjadi Dalam Dua Hari
TRIBUNNEWS.COM - Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon diperkirakan akan diumumkan dalam waktu dua hari, media Israel melaporkan Senin (25/11/2024).
Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, mengutip narasumber Israel, mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Lebanon.
Baca juga: Serangan Dahsyat Pawai Drone Hizbullah Sasar Nahariya, Rudal Hipersonik Houthi ke Pangkalan Israel
Menurut KAN, Netanyahu memberikan lampu hijau kepada utusan AS, Amos Hochstein untuk bergerak maju dengan kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon.
KAN mengatakan kesepakatan itu diperkirakan akan diumumkan dalam waktu dua hari.
Sumber-sumber Israel mengklaim bahwa kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon sudah ditetapkan, dan Netanyahu sekarang sedang mengerjakannya untuk menyampaikannya kepada publik.
KAN mengatakan pembicaraan saat ini difokuskan pada kebebasan Israel untuk beroperasi di sepanjang perbatasan dengan Lebanon dan Suriah setelah perjanjian diumumkan.
Penyiar, mengutip sumber-sumber yang terinformasi dengan baik, mengatakan bahwa Tel Aviv telah menerima jaminan AS yang memungkinkan Israel “untuk bertindak secara militer jika Hizbullah melanggar ketentuan gencatan senjata.”
Belum ada komentar dari Hizbullah atau otoritas Lebanon mengenai laporan tersebut.
Pekan lalu, Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan bahwa kelompok Lebanon telah menyampaikan komentarnya tentang proposal gencatan senjata AS, menekankan bahwa masalah ini sekarang bergantung pada keseriusan Netanyahu dalam mencapai kesepakatan.
![Serangan udara besar-besaran jet tempur Israel terhadap Haret Hreik, sebuah lingkungan di pinggiran selatan Beirut, Sabtu (16/11/2024).](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Serangan-udara-besar-besaran-jet-tempur-Israel-ke-Beirut-Lebanon.jpg)
Digertak AS
Kabar setujunya Israel atas proposal gencatan senjata ini terjadi setelah pihak AS menggertak Tel Aviv.
Gertakan itu, dilaporkan berupa ancaman utusan AS Amos, Hochstein yang mau menarik diri dari upaya mediasi yang bertujuan menengahi perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon jika Tel Aviv tidak menerima proposal AS, Channel 13 Israel melaporkan pada Minggu (24/11/2024).
Hochstein memberi tahu duta besar Israel untuk AS, Michael Herzog, kalau Tel Aviv gagal menanggapi secara positif proposal gencatan senjata AS dengan Lebanon, AS akan menarik diri dari proses mediasi yang dipimpinnya antara kedua belah pihak, menurut penyiar.
Selasa lalu, Hochstein mengunjungi Beirut untuk perjalanan dua hari, di mana ia bertemu dengan para pejabat Lebanon sebelum melakukan perjalanan ke Israel untuk kunjungan yang berlangsung hingga Jumat.
AS dilaporkan mendorong terjadinya gencatan senjata antara kelompok Hizbullah Lebanon dan Israel, yang mendapat dukungan penuh dari Washington dalam agresinya di Gaza dan Lebanon.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menuntut sebagai syarat untuk menyetujui gencatan senjata kebebasan untuk melakukan operasi militer di Lebanon selatan.
Kondisi ini, yang dipresentasikan seminggu yang lalu, telah ditolak oleh Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, yang sebelumnya meninjau proposal AS.
Pada Rabu malam, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan kalau Hizbullah telah menyampaikan komentarnya tentang proposal AS.
Dia menekankan bahwa masalah ini sekarang bergantung pada keseriusan Netanyahu dalam mencapai kesepakatan.
Qassem menegaskan kembali prinsip-prinsip Hizbullah dalam negosiasi.
“Kami sedang bernegosiasi dalam dua kondisi: pertama, penghentian lengkap dan komprehensif agresi Israel, dan kedua, pelestarian kedaulatan Lebanon,” katanya.
Dalam perkembangan terkait, Channel 14 Israel mengutip seorang pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa “Israel hampir mengakhiri perang di Lebanon, yang diperkirakan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.”
Pejabat itu menambahkan bahwa “perjanjian akan ditandatangani di hadapan Amerika dan akan bersifat sementara sebelum beralih ke perjanjian permanen dengan Lebanon.”
Laporan itu juga mengindikasikan bahwa pasukan Israel akan diarahkan untuk operasi di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.
Pejabat Israel lebih lanjut mencatat bahwa menghentikan pertempuran di Israel utara akan memulihkan stabilitas ekonomi dan membuka kembali wilayah udara untuk penerbangan.
Israel telah meningkatkan serangan udara di Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sebagai bagian dari perang selama setahun dengan kelompok Lebanon sejak dimulainya perang Gaza tahun lalu.
Lebih dari 3.600 orang telah tewas dalam serangan Israel di Lebanon, dengan lebih dari 15.300 terluka dan lebih dari 1 juta mengungsi sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.
Israel memperluas konflik dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada Oktober. 1 tahun ini.
(oln/Anews/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.