Usai Ancam Membunuh Presiden Filipina, Wapres Filipina Kini Sarankan Tes Narkoba
Wapres Filipina menantang pejabat pemerintah, termasuk mereka yang berada di Kantor Presiden dan Kongres, ntuk menjalani tes narkoba.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MANILA - Sehari setelah melontarkan ancaman ingin membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr, kini Wakil Presiden Sara Duterte tampil live di Facebook pada Minggu (24/11/2024) malam dengan menantang semua pejabat tinggi pemerintah di Filipina untuk mengikuti tes narkoba.
Kepada para pendukungnya, dalam video langsung di laman media sosialnya, Sara Duterte mengatakan musuh-musuhnya memanfaatkan dirinya untuk menyembunyikan korupsi mereka.
"Anda tidak punya alasan lagi untuk mengkritik saya. Anda hanya menutupi kekurangan pemerintah. Saya dijadikan sasaran tinju agar omong kosong dan korupsi dalam pemerintahan tidak diperhatikan, dilihat, dan didengar," kata dia dikutip dari GMA News, Senin (25/11/2024).
Ia juga menantang pejabat pemerintah, termasuk mereka yang berada di Kantor Presiden dan Kongres, ntuk menjalani tes narkoba.
"Mari kita semua melakukan tes narkoba di depan umum. Rekan-rekan, hanya dua hal yakni kita menepati apa yang kita janjikan saat kampanye, dan kita tunjukkan kepada kalian bahwa kita tidak minum-minuman keras. Kita semua akan melakukan tes narkoba. Kita akan mulai di Kantor Wakil Presiden," ujarnya.
Baca juga: Sewa Pembunuh, Wapres Filipina Ingin Habisi Nyawa Presiden Filipina, Diduga Terjepit Kasus Korupsi
Seperti diketahui, sehari sebelumnya Wakil Presiden Filipina Sara Duterte-Carpio secara terbuka mengeluarkan ancaman akan membunuh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.
Bahkan, Sara Duterte klaim telah menyewa seorang pembunuh untuk menghabisi Presiden Filipina.
Ibu Negara Liza Aranetaa dan Ketua DPR Filipina juga tak luput dari ancaman.
Ancaman itu mencuat karena konflik antara kedua keluarga politik itu yang kian melebar.
Sara Duterte menuduh Presiden Marcos Jr sebagai pencandu narkoba dan Ibu Negara melakukan korupsi.
Kritik Harga Beras
Duterte juga mengutip janji-janji kampanye yang dibuat oleh Presiden Marcos atasannya.
Seperti target harga beras sebesar 20 peso (mata uang Filipina) per kilogram (Rp 5.406) yang hingga kini belum terwujud.
Data dari Departemen Pertanian (DA) menunjukkan bahwa harga beras komersial lokal di Metro Manila berkisar antara 40,00 peso hingga 61,00 peso per kilogram, dan beras komersial impor dari 40,00 peso hingga 63,00 peso per kilogram pada tanggal 20 November 2024.
"Ketika seorang politisi menjanjikan beras seharga P20 per kilo, ini harusnya dipenuhi karena Anda dipilih oleh rakyat berdasarkan apa yang Anda katakan, berdasarkan kampanye Anda," ujarnya.
Dalam video yang sama, Duterte juga mengatakan dia mencoba bekerja, tetapi anggaran Departemen Pendidikan (DepEd), yang dipimpinnya hingga dia mengundurkan diri sebagai Menteri Pendidikan pada bulan Juni , diteliti oleh Kongres.
"Saya merasakan apa yang sudah lama Anda rasakan. Saya berusaha bekerja, bekerja keras di Departemen Pendidikan, karena itulah yang saya janjikan kepada Anda, saya menggunakan nama saya—Sara Duterte, Inday Sara Duterte," katanya.
Duduk Perkara Persteruan Dua Keluarga
Awalnya warganet di media sosial Filipina tidak terlalu ambil pusing dengan drama perpolitikan antara keluarga Marcos Jr dan Sara Duterte itu.
Apalagi selama ini Sara Duterte sekeluarga cenderung bicara meledak-ledak dan terbawa emosi saat menyampaikan ancaman tersebut.
Konflik Marcos Jr dan Sara Duterte mulai memanas pada Juni 2022.
Saat itu Sara mundur dari kabinet sebagai menteri pendidikan saat masih menjabat sebagai wakil presiden.
Kemudian, Ketua DPR Romualdez mengurangi anggaran kantor wakil presiden sampai dua pertiganya.
Hal tersebut membuat Sara semakin murka.
Sara Duterte merupakan putri dari presiden Filipina periode 2016-2022, Rodrigo Duterte.
Sementara Marcos Jr adalah putra dari dari Ferdinand Marcos Sr dan Imelda Romualdez-Marcos, diktator Filipina di 1970-an.
Keluarga Duterte sebenarnya adalah musuh politik Marcos. Namun, pada Pemilihan Umum 2022 kedua wangsa politik ini memutuskan untuk bergabung.
Rodrigo Duterte memasangkan putrinya, Sara Duterte untuk mendampingi Bongbong Marcos Jr sebagai calon presiden selanjutnya.
Perjodohan politik itu dimaksudkan agar keluarga Duterte tetap aman dan berada di pusaran kekuasaan Filipina.