Brigade Al Qassam Gelar Operasi Penembakan di Ariel Tepi Barat, Sembilan Israel Roboh
Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Gerakan Perlawanan Islam Hamas, mengaku bertanggung jawab atas operasi tersebut.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN pada Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana untuk memperkenalkan kembali aneksasi Tepi Barat ke agenda pemerintahannya ketika Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat.
Pada tahun 2020, Netanyahu berencana untuk "mencaplok" pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat dan Lembah Yordan, berdasarkan apa yang disebut rencana perdamaian Timur Tengah yang diumumkan oleh Trump pada bulan Januari tahun yang sama.
Wilayah yang direncanakan Netanyahu untuk dianeksasi saat itu mencakup sekitar 30 persen wilayah Tepi Barat. Namun, rencananya tidak diluncurkan karena tekanan internasional dan kurangnya persetujuan AS.
Hukum internasional memandang Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai "wilayah pendudukan" dan menganggap semua aktivitas pembangunan pemukiman Yahudi di sana sebagai ilegal.
Apa itu Tepi Barat?
Daerah kantong seluas 2.200 mil persegi — lebih besar dari Rhode Island, lebih kecil dari Luksemburg — yang telah diduduki militer Israel sejak 1967.
Daerah ini dihuni oleh 3 juta warga Palestina, dan hampir 700.000 pemukim Yahudi yang tinggal di komunitas yang dikenal sebagai "pemukiman," yang ilegal menurut hukum internasional.
Mengapa disebut "Tepi Barat"?
Karena wilayah ini terletak di sepanjang tepi barat Sungai Yordan, yang sekarang menjadi perbatasan antara wilayah yang dikuasai Israel dan Kerajaan Yordania.
Tepi Barat dan Jalur Gaza dimasukkan sebagai bagian dari Negara Arab yang diusulkan PBB dalam rencananya tahun 1947 untuk membagi Palestina antara orang Arab dan Yahudi.
Penolakan Arab terhadap rencana tersebut, dan Perang Arab-Israel berikutnya pada tahun 1948, membuat Tepi Barat berada di bawah kendali Yordania.
Bagaimana Israel Memperoleh Kendali atas Tepi Barat?
Israel merebut wilayah tersebut dari Yordania pada tahun 1967, selama Perang Enam Hari.
Apa yang Terjadi Setelah itu?
Dengan dalih memperkuat pertahanannya terhadap serangan di masa mendatang oleh negara-negara tetangga Arabnya, Israel membangun ratusan permukiman Yahudi dan pos-pos permukiman tidak resmi dan ilegal di Tepi Barat.