Rusia Gunakan Rudal Langka Kh-55 untuk Lumpuhkan Pertahanan Udara Ukraina, Begini Taktik Serangannya
Rusia menggunakan rudal Kh-55, bersama dengan pesawat nirawak (drone), dalam serangan besar-besaran pada tanggal 28 November terhadap infrastruktur
Editor: Muhammad Barir
Rusia Gunakan Rudal Langka Kh-55 untuk Lumpuhkan Pertahanan Udara Ukraina, Begini Taktik Serangannya
TRIBUNNEWS.COM- Rusia menggunakan rudal Kh-55, bersama dengan pesawat nirawak (drone), dalam serangan besar-besaran pada tanggal 28 November terhadap infrastruktur energi Ukraina.
Serangan besar-besaran itu bertujuan untuk mengalahkan pertahanan udara meskipun rudal tersebut langka.
Menurut Defense Express , pasukan penjinak ranjau Ukraina di Kyiv menemukan dan menetralkan rudal jelajah Kh-55 Rusia yang digunakan selama serangan besar-besaran pada 28 November 2024.
Hal ini menandai kembalinya Rusia dalam pengerahan rudal Kh-55, sebuah taktik yang tidak terlihat selama beberapa waktu, bersama dengan rudal Kh-101 dan Kalibr yang lebih umum digunakan.
Kh-55, yang biasanya membawa hulu ledak tiruan non-eksplosif selama serangan semacam itu, kemungkinan dimaksudkan untuk melumpuhkan pertahanan udara Ukraina.
Rudal ini digunakan dalam koordinasi dengan sejumlah pesawat tanpa awak—hingga 95 unit—menyoroti perubahan strategi berdasarkan serangan skala besar sebelumnya.
Selain itu, penggunaan rudal Kh-55 oleh Rusia cukup signifikan, karena mesinnya kini digunakan kembali untuk rudal Kh-101 yang lebih baru, sehingga membuat Kh-55 semakin langka.
Faktor-faktor ini mengungkap konteks yang lebih luas tentang taktik Rusia yang berkembang selama serangan terbaru terhadap infrastruktur energi Ukraina.
Baca juga: Israel Gunakan Tentara Bayaran untuk Perang Gaza Utara, Gaji Bulanan antara Rp 67 Juta - Rp 84 Juta
Ungkap Taktik Rusia di Balik Serangan 28 November
Rudal Kh-55 Ditemukan di Kyiv Ungkap Taktik Rusia di Balik Serangan 28 November
Pasukan rudal Rusia menggunakan berbagai trik dan taktik untuk mengecoh pertahanan udara Ukraina.
Teknisi penjinak bom dari Dinas Darurat Negara Ukraina telah menemukan dan menetralisir sisa-sisa rudal udara Kh-55.
Pasukan invasi Rusia telah menggunakan rudal ini dalam serangan udara jarak jauh di Kyiv pada 28 November, lapor layanan pers SES.
Ini berarti Rusia telah menghidupkan kembali praktik penggunaan Kh-55 Soviet sebagai umpan selama gelombang besar amunisi dan rudal yang dilengkapi hulu ledak sungguhan.
Metode untuk membanjiri pertahanan udara Ukraina dengan sejumlah target ini sangat populer di kalangan Rusia sekitar November 2022 hingga Mei 2023 dan kemudian agak terlupakan hingga baru-baru ini.
Ini juga menandai pertama kalinya Rusia menggunakan taktik ini untuk melancarkan serangan terhadap infrastruktur pasokan listrik Ukraina.
Pemberitahuan singkat oleh SES Ukraina tidak menyebutkan jenis hulu ledak yang digunakan rudal yang dinetralkan tersebut.
Jenis rudal ini dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir, tetapi dalam perannya sebagai umpan, rudal ini biasanya memiliki tiruan hulu ledak yang relatif tidak berbahaya, yang meniru ukuran dan berat rudal aslinya.
Implikasi yang lebih luas dari temuan ini adalah bahwa Kh-55 melengkapi gambaran serangan rudal terhadap Ukraina pada tanggal 28 November.
Pertama, rudal umpan ini kemungkinan dipasangkan dengan serangan pesawat nirawak besar-besaran yang terdiri dari 97 Shahed-136 dan amunisi tak dikenal.
Keputusan untuk mengalokasikan sumber daya dengan cara ini mungkin merupakan hasil dari analisis serangan udara sebelumnya terhadap Ukraina.
Aspek lainnya adalah Rusia memilih untuk menggunakan Kh-55 bersama rudal Kh-101: dalam modernisasi terkini, Kh-101 memiliki reflektor dipol, alias "suar radio", untuk menangkal rudal pertahanan udara.
Perlu dicatat, meskipun Rusia pernah memiliki cadangan Kh-55 yang besar, jumlah mereka mulai berkurang dengan cepat, salah satu alasannya adalah karena industri pertahanan Rusia mulai mencopot rudal dari mesin mereka untuk meningkatkan tingkat produksi Kh-101.
Gabungan semua faktor ini memberikan gambaran lebih jelas tentang taktik yang saat ini dianggap paling berhasil oleh Rusia dan digunakan untuk menargetkan infrastruktur pembangkit listrik Ukraina.
SUMBER: Global.Espreso.tv, Defense Express