Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Trump Peringatkan BRICS soal Mata Uang Baru, Ancam Tarif 100 Persen

Ancaman tarif 100 persen dari Trump ini merupakan langkah untuk menjaga dominasi dollar AS sebagai mata uang cadangan dunia.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Trump Peringatkan BRICS soal Mata Uang Baru, Ancam Tarif 100 Persen
Fox 2
FULL SENYUM - Reuters dan Fox News memprediksi Donald Trump, calon Presiden dari Partai Republik diprediksi akan memenangi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) mengalahkan Kamala Harris dari Partai Demokrat. - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru-baru ini memberikan peringatan keras kepada negara-negara anggota BRICS. Ancaman tarif 100 persen dari Trump ini merupakan langkah untuk menjaga dominasi dollar AS sebagai mata uang cadangan dunia. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, baru-baru ini memberikan peringatan keras kepada negara-negara anggota BRICS.

Dalam sebuah postingan di jejaring sosial Truth Social pada Sabtu (30/11/2024), ia menegaskan ancamannya untuk mengenakan tarif 100 persen, jika negara-negara ini berusaha mengganti dollar AS dengan mata uang alternatif.

Dikutip dari Bloomberg dan CNN, ancaman tarif 100 persen ini merupakan langkah untuk menjaga dominasi dollar AS sebagai mata uang cadangan dunia.

Trump memberikan ancaman yang jelas kepada negara-negara BRICS yang ingin menggantikan dollar AS.

Dalam pernyataannya, Trump menekankan bahwa setiap upaya untuk menciptakan mata uang baru oleh negara-negara BRICS akan mendapatkan respons tegas dari pemerintahannya.

"Kami meminta komitmen dari negara-negara ini bahwa mereka tidak akan menciptakan Mata Uang BRICS yang baru maupun mendukung mata uang lain untuk menggantikan kekuatan Dolar AS," tegas Trump.

Dengan latar belakang politik dan ekonomi yang kompleks, masa depan dollar sebagai mata uang dominan di pasar global tidak bisa dianggap remeh.

Berita Rekomendasi

Kekuatan infrastruktur yang mendukung dollar dan reaksi dari negara-negara lain terhadap kebijakan Trump akan menentukan arah dari hubungan perdagangan internasional di masa yang akan datang.

Baca juga: Respons Isu Dedolarisasi, Menlu RI Bantah BRICS Bakal Ciptakan Mata Uang Sendiri

Dedolarisasi

Ancaman ini muncul di tengah diskusi yang semakin hangat di antara negara-negara BRICS tentang dedolarisasi.

Pertemuan BRICS pada tahun 2023 menunjukkan peningkatan penolakan terhadap dominasi dollar, terutama setelah sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Rusia.

Meskipun beberapa mata uang alternatif, seperti yuan China, mulai berkembang, kekuatan dollar AS sebagai mata uang internasional masih tetap solid.

Sistem pembayaran lintas batas yang mendukung dollar juga memberikan keunggulan yang signifikan.

Pada pertemuan BRICS di Kazan pada bulan Oktober, para peserta didorong untuk menggunakan dollar AS atau euro.

Ini mencerminkan kenyataan bahwa mata uang lain masih belum bisa menggantikan dollar dalam banyak transaksi.

Ancaman Trump menarik sejumlah tanggapan.

Misalnya, China mungkin mempertimbangkan untuk membiarkan yuan mereka terdepresiasi hingga 10-15 persen sebagai langkah balasan terhadap kebijakan perdagangan agresif yang dipicu oleh Trump.

Menurut JPMorgan Chase, pasar negara berkembang dapat mengalami depresiasi rata-rata sekitar 5 persen pada paruh pertama tahun 2025.

Presiden terpilih ini juga mengguncang pasar dunia menjelang masa jabatannya dengan ancaman tarif tambahan pada barang-barang dari negara tetangga seperti Kanada dan Meksiko, jika mereka tidak mengambil tindakan lebih tegas terhadap isu narkoba dan migrasi ilegal.

Dengan retorika yang semakin meningkat, masa depan dollar AS sebagai mata uang cadangan dunia menjadi tanda tanya.

Namun, Trump tetap optimis.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada Maret lalu, ia menegaskan, "Saya tidak akan membiarkan negara-negara (lain) menjauh dari dollar karena hal tersebut akan merugikan negara kita."

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas