TRIBUNNEWS.COM - Austin Tice, seorang jurnalis foto lepas yang bekerja untuk sejumlah organisasi berita ternama, diculik di Suriah pada tahun 2012.

Penculikan ini terjadi di tengah konflik yang berkepanjangan, yang dimulai ketika Presiden Suriah Bashar al-Assad terguling, Al Mayadeen melaporkan.

Selama bertahun-tahun, pihak berwenang AS berusaha keras untuk mendapatkan informasi tentang Tice, dan baru-baru ini, Amerika Serikat menunjukkan komitmennya untuk menyelamatkan jurnalis ini.

Pada hari Senin (9/12/2024), utusan khusus AS untuk masalah penyanderaan, Roger Carstens, melakukan perjalanan ke Beirut untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai keberadaan Tice.

Ini adalah bagian dari upaya AS untuk memperjuangkan pembebasan Tice, yang selama ini disinyalir berada dalam kondisi yang sulit.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan, "Dengan setiap pihak yang kami libatkan, kami akan terus mencari informasi tentang Austin Tice sehingga kami dapat menemukannya dan membawanya pulang ke keluarga dan orang-orang terkasihnya." Pernyataan ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah AS dalam mencari jalan untuk membawa pulang Tice.

Juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, menyampaikan bahwa AS siap berinteraksi dengan organisasi mana pun yang mungkin memiliki informasi tentang keberadaan Austin Tice.

Debra Tice, ibu dari Austin, mengeklaim bahwa dia telah menerima kabar dari pemerintah AS mengenai keadaan putranya.

Dia menyatakan bahwa Austin masih hidup dan diperlakukan dengan baik.

Hal ini memberi harapan bagi keluarga dan teman-temannya yang selama ini berdoa dan berusaha untuk mengetahui keberadaan Tice.

Austin Tice ditahan pada 14 Agustus 2012 di sebuah pos pemeriksaan dekat Daraya, pinggiran kota Damaskus.

Baca juga: Negara-negara Eropa Menilai Kembali Status Migran Suriah dan Rencana Deportasi

Sejak saat itu, hanya sedikit informasi yang diperoleh mengenai keberadaannya.

Pada bulan September 2012, ia terlihat dalam sebuah video dengan mata tertutup, tetapi identitas penculiknya tetap tidak diketahui.

Pada tahun 2022, Presiden Joe Biden secara langsung menuduh pemerintah Suriah menahan Tice, dan mendesak tindakan untuk membantu pembebasannya.