TRIBUNNEWS.com - Dua perwira tinggi polisi Korea Selatan ditahan buntut pertemuannya dengan Presiden Yoon Suk Yeol di rumah aman tiga jam sebelum darurat militer, Selasa (3/12/2024) lalu.

Mereka adalah Komisaris Jenderal Badan Kepolisian Nasional Korea, Cho Ji Ho, dan Kepala Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, Kim Bong Sik.

Cho dan Kim ditahan sejak Rabu (11/12/2024).

Namun, pihak kepolisian baru akan mengajukan surat perintah pengadilan untuk penangkapan Cho dan Kim, Kamis (12/12/2024), terkait penyelidikan darurat militer terhadap keduanya.

Dikutip dari Yonhap, Cho dan Kim diduga memerintahkan petugas polisi untuk menutup kompleks Majelis Nasional guna menghalangi anggota parlemen masuk dalam upaya membatalkan keputusan darurat militer.

Menurut penyelidikan, keduanya mendatangi rumah aman Yoon di pusat Kota Seoul sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Baca juga: Parpol Sendiri Ikut Dukung Pemakzulan Presiden Korsel, Yoon Suk Yeol: Saya Siap Melawan sampai Akhir

Selama pertemuan dengan Yoon, Cho dan Kim diberikan dokumen yang mencantumkan lokasi-lokasi penting, termasuk kompleks Majelis Nasional.

Mantan Menteri Pertahanan, Kim Yong Hyun, juga hadir dalam pertemuan tersebut, ungkap penyelidikan itu.

Temuan ini bertentangan dengan informasi yang sebelumnya disampaikan oleh polisi kepada anggota parlemen dari partai oposisi.

Sebelum ditahan, Cho dan Kim telah menjalani pemeriksaan di markas polisi masing-masing selama sekitar 10 jam, Selasa (10/12/2024).

Baik Cho dan Kim telah dikenakan larangan bepergian.

Menteri Kesehatan Diperiksa

Sementara itu, Jaksa Korea Selatan memeriksa Menteri Kesehatan, Cho Kyoo Hong, Kamis, sebagai bagian dari perluasan penyelidikan terhadap perintah darurat militer.

Tim khusus yang menangani penyelidikan darurat militer, telah memanggil Cho Kyoo Hong atas dugaan keterlibatan dalam deklarasi darurat militer Yoon.

Ia juga akan dimintai keterangan soal kehadirannya dalam pertemuan Kabinet, di mana darurat militer diyakini telah dibahas.