Dalam Waktu 48 Jam, 127 Warga Sipil Tewas Akibat Pemboman di Sudan
Setidaknya 127 orang, sebagian besar adalah warga sipil, tewas dalam dua hari terakhir akibat pengeboman dan penembakan yang terjadi di Sudan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 127 orang, sebagian besar adalah warga sipil, tewas dalam dua hari terakhir akibat pengeboman dan penembakan yang terjadi di Sudan.
Konflik yang telah berlangsung selama 20 bulan antara tentara dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter semakin meningkat, terutama setelah upaya gencatan senjata gagal.
Pada Senin (9/12/2024) dan Selasa (10/12/2024), serangan udara yang dilancarkan oleh militer menargetkan wilayah yang dikuasai RSF, termasuk kota Kabkabiya di Darfur Utara.
Menurut Komite Perlawanan Al-Fashir dan Emergency Lawyers, lebih dari delapan bom barrel menghantam pasar di Kabkabiya.
Lebih dari 100 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat ledakan tersebut, CNN melaporkan.
"Militer kerap menargetkan kota-kota di Darfur Utara dengan serangan udara saat memerangi RSF untuk menguasai ibu kota negara bagian Al-Fashir," ungkap seorang aktivis hak asasi manusia.
Meski pihak militer membantah bertanggung jawab atas serangan di Kabkabiya, mereka menegaskan hak untuk menargetkan lokasi yang digunakan RSF untuk tujuan militer.
Rekaman video yang diterima oleh Reuters menunjukkan mayat-mayat berserakan di pasar, dengan api berkobar dan orang-orang berusaha mengevakuasi diri dari reruntuhan.
Seorang saksi mata menggambarkan kepanikan yang terjadi di lokasi.
"Orang-orang sekarat," kata saksi mata.
Di hari yang sama, RSF juga melancarkan serangan artileri berat di Omdurman, yang mengakibatkan sedikitnya 20 orang tewas, termasuk 14 penumpang bus.
Baca juga: Rusia Veto Resolusi Gencatan Senjata Perang Saudara di Sudan, Apa Motifnya?
Pemerintah negara bagian yang dikuasai tentara melaporkan total 65 korban jiwa dari insiden tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa lebih dari 30 juta orang di Sudan membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Sekitar 12 juta orang telah meninggalkan rumah mereka.
Kelaparan juga telah diumumkan di kamp Zamzam, di mana penembakan baru-baru ini menewaskan tujuh orang.
Juru bicara Komite Koordinasi untuk Orang-Orang Terlantar, Adam Rojal, menegaskan situasi di Sudan semakin memburuk dan menuntut perhatian dunia.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.