Iran Teguh Meski Assad Jatuh, Panglima IRGC: Kekuatan Militer Tak Terpengaruh, Fokus Perangi Zionis
Panglima Tertinggi IRGC Hossein Salami ungkap meskipun sekutunya, Presiden Bashar al-Assad di Suriah jatuh, kekuatan militer Iran tetap kokoh.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Panglima Tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Mayor Jenderal Hossein Salami, menegaskan meskipun sekutunya, Presiden Bashar al-Assad di Suriah jatuh, kekuatan militer Iran tetap kokoh.
Salami menyatakan prioritas utama Republik Islam Iran adalah menggulingkan rezim Zionis, yang tetap menjadi fokus kebijakan luar negeri Iran.
Dikutip dari Isna, Iran Front Page, dan Times of Israel, pernyataan ini disampaikan Salami dalam sesi pengarahan tertutup di Parlemen Iran pada Selasa (10/12/2024).
Pertemuan tersebut digelar untuk membahas terkait perkembangan terbaru di Suriah dan Asia Barat.
Sesi ini diadakan setelah kelompok militan yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil merebut ibu kota Damaskus, mengakhiri kekuasaan Assad yang telah bertahan selama 24 tahun.
Juru bicara Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Ebrahim Rezaei, mengungkapkan Salami memberikan analisis mendalam mengenai situasi di Asia Barat.
Salami menegaskan meskipun situasi di Suriah berubah, Iran tetap memiliki kekuatan signifikan di kawasan.
"Kami tidak melemah, dan kekuatan Iran tidak berkurang," ujarnya.
Salami menekankan pasukan dalam Poros Perlawanan, aliansi kelompok yang didukung Iran, telah mencapai kemandirian dalam mengembangkan berbagai jenis amunisi dan perangkat keras militer.
"Ini menunjukkan bahwa Iran tidak hanya mengandalkan pasokan dari luar, tetapi juga telah memiliki kapasitas untuk mengembangkan teknologi militernya sendiri," jelas Salami.
Sesi pengarahan juga membahas serangan besar yang dilancarkan oleh militan HTS pada 27 November 2024 di Aleppo dan daerah pedesaan sekitar Idlib.
Serangan ini berhasil merebut beberapa kota besar Suriah, termasuk Hama, Homs, Daraa, dan Suwayda, dengan puncaknya pada 8 Desember 2024 saat HTS menguasai Damaskus.
Baca juga: Alasan Konflik Suriah Bisa Rugikan Iran dan Rusia, Penerus Bashar al-Assad Jadi Kunci
Ahmad Naderi, anggota Dewan Pimpinan Parlemen Iran, menegaskan meskipun terjadi perubahan besar di Suriah, Iran tetap berkomitmen untuk melindungi kepentingan strategisnya di kawasan.
"Kami tetap memiliki pengaruh besar di kawasan ini meskipun situasinya berubah," ucap Naderi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.