Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin HTS Sebut Suriah Belum Siap untuk Perang Lagi, Rakyatnya Sudah Lelah, Singgung Ketakutan

Pemimpin HTS menyebut rakyat Suriah telah kelelahan akibat konflik selama bertahun-tahun.

Penulis: Nuryanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Pemimpin HTS Sebut Suriah Belum Siap untuk Perang Lagi, Rakyatnya Sudah Lelah, Singgung Ketakutan
MEE
Abu Mohammed al-Golani. Pemimpin HTS menyebut rakyat Suriah telah kelelahan akibat konflik selama bertahun-tahun. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), Abu Mohammed Al-Golani, menyatakan Suriah tidak siap untuk terlibat dalam perang lagi.

Abu Mohammed Al-Golani yang sekarang menggunakan nama aslinya, Ahmed Al-Sharaa, itu menyebut rakyat Suriah telah kelelahan akibat konflik selama bertahun-tahun.

"Orang-orang sudah lelah dengan perang, dan itulah sebabnya negara ini belum siap memasuki perang baru," lapor saluran TV Al Jazeera yang berbasis di Qatar mengutip pernyataan Ahmed Al-Shara, Rabu (11/12/2024).

Dilansir TASS, ia menyatakan bahwa ada "ketakutan di Suriah yang disebabkan oleh kehadiran rezim (Bashar) Assad."

"Sekarang setelah jatuh, negara ini bergerak menuju pembangunan, rekonstruksi, dan stabilitas," lanjutnya.

Kronologi Jatuhnya Rezim Assad

Dikutip dari Al Jazeera, pasukan oposisi merebut Damaskus pada Minggu (8/12/2024) pagi, mengakhiri 50 tahun kekuasaan keluarga al-Assad dalam serangan mendadak yang mencapai ibu kota hanya dalam 12 hari.

Serangan dimulai pada 27 November, ketika pasukan oposisi yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), melancarkan serangan dari pangkalan mereka di provinsi Idlib di Suriah barat laut dan kemudian bergerak ke selatan untuk menggulingkan Bashar al-Assad.

Berita Rekomendasi

Pada Sabtu (7/12/2024), pasukan oposisi merebut sebagian besar wilayah Deraa di selatan Suriah – tempat lahirnya pemberontakan tahun 2011.

Masyarakat juga mengambil tindakan sendiri dan bergabung dalam pertempuran, lalu berbaris ke utara bersama para pejuang, menurut analis politik dan aktivis Nour Adeh.

Kelompok selatan bergerak ke utara sementara pejuang barat laut mendekati Homs, kota berikutnya di jalan raya menuju Damaskus.

Baca juga: Rusia Tarik Pasukan Besar-besaran dari Suriah: Pesawat dan Kapal Balik Kanan, AS Aji Mumpung

Rezim merasa tertekan saat menyaksikan pejuang oposisi mendekat dari semua sisi.

Pasukannya mengalami keruntuhan organisasi, menurut Sanad, badan investigasi digital Al Jazeera, dengan gambar-gambar yang muncul menunjukkan para prajurit meninggalkan senjata dan seragam mereka sementara banyak yang melarikan diri dengan berjalan kaki dari posisi militer mereka.

Runtuhnya moral ini memicu demonstrasi luas di daerah pedesaan sekitar Damaskus, di mana para pengunjuk rasa merobek poster al-Assad dan menyerang posisi militer.

Karena putus asa ingin menghentikan oposisi, rezim mengebom Jembatan Rastan, namun pasukan oposisi tetap merebut Homs, pada Minggu dini hari.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas