Bocor Dokumen Diduga Berisi Kesepakatan Rahasia Rezim Assad di Suriah dengan Israel, Asli?
Sejumah dokumen rahasia diduga bocor setelah rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad tumbang. Dokumen itu diduga berisi komunikasi rahasis Suriah-Israel
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM – Sejumah dokumen rahasia diduga bocor setelah rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad tumbang.
Dokumen itu diduga berisi komunikasi rahasia antara Suriah dan Israel. Pada dokumen itu terdapat kop resmi Republik Arab Suriah dan cap intelijen.
Kendati demikian, belum ada verifikasi atau konfirmasi mengenai kesahihan atau keaslian dokumen itu.
Dikutip dari The New Arab, foto-foto dokumen itu dibagikan oleh sejumlah wartawan di Suriah dan beberapa media berbahasa Arab.
Keberadaan dokumen itu melawan pandangan luas bahwa rezim Assad adalah musuh Israel.
Salah satu dari kumpulan dokumen itu ialah surat yang berasal dari Israel. Surat itu meminta Suriah untuk menahan atau membatasi aliran senjata Iran dan Hizbullah.
Seorang agen yang memiliki nama sandi “Moses” berkomunikasi langsung dengan eks Menteri Pertahanan Suriah Letjen Ali Mahmoud Abbas.
Dalam komunikasi itu disampaikan pesan peringatan tentang aktivitas kelompok Hamas dan dampaknya. Pesan itu dilaporkan diteruskan kepada mantan Kepala Biro Keamanan Nasional Ali Mamlouk.
Adapun dalam pesan bertanggal 8 April 2023, pejabat itu melaporkan bahwa Hamas telah menembakkan roket dari Dataran Tinggi Golan.
Dia meminta Suriah menghalangi tembakan seperti itu. Jika tidak, Suriah akan menghadapi konsekuensi besar.
Israel kemudian memberikan peringatan lagi. Kata Israel, jika Suriah terus bekerja sama dengan Iran, Suriah akan menerima aksi balasan.
Baca juga: HTS Suriah Janji Balas Penderitaan Korban Rezim Assad, Hajar Pejabat yang Terlibat Penyiksaan
Sementara itu, pada tanggal 7 Mei 2023 pasukan Israel menyerang gudang senjata yang terkait dengan infrastruktur komando Suriah. Serangan itu adalah bagian dari strategi untuk menghancurkan kekuatan militer Suriah di Suriah.
Dokumen yang diduga bocor itu mengklaim rezim Assad tak hanya menerima data intelijen dari Israel, tetapi juga berkoordinasi dalam serangan melawan Iran.
“Mendukung kemampuan pertahanan udara Hizbullah adalah tindakan melawan Israel. Ini hanya melayani kepentingan Hibzullah, sembari membahayakan militer kalian,” demikian pernyataan dalam salah satu surat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.