Donald Trump Kritik Penembakan Rudal Jarak Jauh Ukraina ke Rusia
Penembakan rudal-rudal jarak jauh Ukraina ke Rusia mendapat kritikan dari Presiden
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Penembakan rudal-rudal jarak jauh Ukraina ke Rusia mendapat kritikan dari Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Penggunaan senjata tersebut dianggap justru memperkeruh peperangan yang terjadi sejak Februari 2022 lalu tersebut.
Dalam sebuah wawancaranya dengan Time dikutip dari Ukrinform, Trump mengkritik Kiev karena menyerang wilayah Rusia dengan rudal AS bulan lalu.
Baca juga: Di Balik Jatuhnya Pokrovsk, Ada Harta Karun Bernilai Tinggi Incaran Kremlin
"Saya sangat tidak setuju dengan pengiriman rudal ratusan mil ke Rusia. Mengapa kita melakukan itu? Kita hanya meningkatkan perang ini dan memperburuknya," tambahnya.
Ketika ditanya apakah ia akan meninggalkan Ukraina atau tidak, Trump mengatakan ia akan menggunakan dukungan AS untuk Ukraina sebagai pengaruh terhadap Rusia dalam menegosiasikan akhir perang.
"Saya ingin mencapai kesepakatan," katanya, seraya menambahkan bahwa "satu-satunya cara untuk mencapai kesepakatan adalah dengan tidak meninggalkan [Ukraina]."
Selama masa kampanye, Trump gemar membanggakan keberhasilannya menjadi penengah perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina dalam waktu 24 jam.
Secara langsung, ia mengakui bahwa hal ini lebih sulit daripada yang ia akui.
Baca juga: Donetsk Makin Ringkih: Semua Pasrah Rusia Telah Masuk Pokrovsk, Dnieperpetrovsk Selanjutnya
"Timur Tengah adalah masalah yang lebih mudah ditangani daripada apa yang terjadi dengan Rusia dan Ukraina. Jumlah tentara muda yang tewas tergeletak di lapangan di seluruh tempat sangat mengejutkan. Sungguh gila apa yang terjadi," kata Trump.
Majalah Time menobatkan Presiden terpilih AS Donald Trump sebagai "Tokoh Tahun Ini."