Hanya Dalam Beberapa Jam, Israel Luncurkan 500 Serangan Udara dan Jatuhkan 1.800 Bom di Suriah
Hanya dalam beberapa jam, Tel Aviv menghancurkan sistem pertahanan udara Suriah dan menjatuhkan 1.800 bom di lebih dari 500 target di Suriah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Hanya Dalam Beberapa Jam, Israel Luncurkan 500 Serangan Udara dan Jatuhkan 1.800 Bom di Suriah
TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel dilaporkan menjatuhkan lebih dari 1.800 bom di 500 target di berbagai wilayah Suriah hanya dalam beberapa jam.
"Hanya dalam beberapa jam, Tel Aviv menghancurkan sistem pertahanan udara Suriah dan menjatuhkan 1.800 bom di lebih dari 500 target di Suriah," tulis laporan Almayadeen, Jumat (13/12/2024) melaporkan mengutip sumber Israel.
Baca juga: Militer Israel: Otoritas Palestina Potensial Runtuh, Jatuhnya Assad di Suriah Menjalar ke Tepi Barat
Media Suriah melaporkan kalau militer Israel (IDF) menargetkan Gunung Qassion, sebuah gunung yang menghadap kota Damaskus, Suriah.
Pasukan Israel juga telah maju lebih jauh ke Suriah selatan setelah pasukan darat mereka bergerak lebih dalam ke Dataran Tinggi Golan Suriah, yang secara efektif memperluas pendudukan mereka.
Baca juga: Dikutuk Negara-Negara Arab, Tank-Tank Israel Capai Titik 25 Km dari Damaskus Suriah
Sumber mengatakan tentara Israel memasuki kota al-Hurriya di provinsi Quneitra pada Kamis sebagai bagian dari serangan rezim yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Suriah menyusul penggulingan Presiden Bashar al-Assad, menurut Press TV.
Sumber lokal mengatakan pasukan Israel juga melakukan pengusiran paksa terhadap penduduk desa Rasem al-Ruwadi di wilayah tersebut.
Penduduk Quneitra Menolak Tinggalkan Rumah Mereka
Pasukan pendudukan Israel pada Rabu malam juga menyerbu kota Ruwaihinah dan Umm Batna di pedesaan tengah Quneitra.
Warga kota mengatakan pasukan rezim pendudukan meminta mereka untuk mengevakuasi rumah mereka dan menggabungkannya dengan apa yang disebut zona penyangga.
Serangan itu melibatkan tank dan unit infanteri, yang menyebabkan beberapa rumah digeledah.
Hal ini terjadi setelah menteri urusan militer Israel, Israel Katz, mengatakan rezim tersebut berencana membangun "zona pertahanan steril" di Suriah selatan yang melanggar perjanjian pelepasan tahun 1974 antara kedua belah pihak.
Para pemimpin masyarakat dan penduduk Quneitra menolak untuk mengungsi dari desa mereka.
Mereka secara kolektif memutuskan untuk tetap tinggal di rumah mereka meskipun Israel terus menyerang.
Sejak jatuhnya Presiden Assad, rezim Israel telah melakukan hampir 500 serangan udara di seluruh Suriah, yang menargetkan infrastruktur sipil dan militer yang penting.
Beberapa negara kawasan telah mengecam agresi Israel, menegaskan kembali komitmen mereka untuk melindungi kedaulatan dan integritas teritorial negara Arab tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.