Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Klaim Perjanjian Suriah Bubar Saat Assad Tumbang, IDF Ogah Pergi dari Puncak Gunung Sheikh

Perjanjian pasca-perang 1973 mengharuskan Israel melepaskan kendali atas sejumlah wilayah Suriah, termasuk Gunung Hermon.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Israel Klaim Perjanjian Suriah Bubar Saat Assad Tumbang, IDF Ogah Pergi dari Puncak Gunung Sheikh
rntv/tangkap layar
Keberadaan Pasukan Israel di Puncak Gunung Hermon, Suriah. Israel mengklaim perjanjian pasca-perang tahun 1973 yang mengharuskan mereka melepaskan penguasaan sejumlah wilayah Suriah, termasuk Gunung Hermon, bubar dengan sendirinya sejak rezim pemerintahan Bashar al-Assad tumbang. 

IDF memperluas zona penyangga demiliterisasi atau demilitarized buffer zone di sepanjang perbatasan dengan Suriah.

Dikutip dari The Cradle, Menteri Urusan Diaspora Israel Amichai Chikli mendukung perampasan Gunung Hermon. Dia mengklaim hal itu penting untuk mencegah kelompok militan mendekati wilayah Israel.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyebut aksi IDF itu sebagai “langkah terbatas dan temporer demi alasan keamanan”. Namun, sumber dari pihak keamanan Suriah pada hari Selasa berkata Israel sudah bergerak maju hingga 10 km ke wilayah Suriah.

Serangan besar Israel ke Suriah

Baca juga: Antek Assad yang Ditakuti Warga Suriah Dibunuh Sadis Militan Lokal, Jadikan Tawanan Makanan Singa

Israel melancarkan serangan besar ke Suriah dalam operasi yang disebut “Operasi Anak Panah Bashan”.

Selama tujuh hari belakangan Israel terus membombardir Suriah dengan serangan-serangan udaranya.

Pada hari Selasa, (10/12/2024), IDF mengklaim sudah menghancurkan 70 hingga 80 persen kemampuan militer Suriah di bawah rezim Presiden Bashar al-Assad yang kini tumbang.

“Dalam 48 jam terakhir, IDF menyerang sebagian besar gudang senjata strategis di Suriah,” kata IDF hari Selasa, (10/12/2024), dikutip dari All Israel News.

Berita Rekomendasi

Israel berdalih serangan itu dilakukan agar mencegah senjata jatuh ke tangan “unsur teroris”.

Pasukan militer Israel berada di zona penyangga Suriah, dekat Desa Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, pada 11 Desember 2024
Pasukan militer Israel berada di zona penyangga Suriah, dekat Desa Druze Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, pada 11 Desember 2024 (AFP/JALAA MAREY)

Menurut Israel, Operasi Anak Panah Bashan sudah rampung hari Selasa.

Adapun Bashan adalah nama Dataran Tinggi Golan dalam Perjanjian Lama. Golan diduduki Israel setelah Perang Enam Hari tahun 1967 dan dicaplok tahun 1981 meski tindakan itu tidak diakui dunia.

Menurut Army Radio, operasi militer besar itu melenyapkan hampir semua peralatan militer Suriah yang disebut mengancam Israel.

Operasi itu mendapat lampu hijau dari Kepala Staf IDF, Letjen Herzi Halevi hari Sabu lalu atau tepat sebelum rezim Assad resmi digulingkan.

Dilaporkan total ada 350 pesawat yang diikutsertakan Israel dalam serangan ke Suriah. Jumlah itu bahkan lebih dari setengah jumlah pesawat Angkatan Udara Israel.

IDF menyebut pesawat-pesawat itu terbang ratusan jam di atas langit Suriah.

Baca juga: Ironis, Drone MQ-9 Reaper Milik AS Seharga Setengah Triliun Jatuh di Suriah, Ditembak Kawan Sendiri

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas