Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dinamika Suriah: Turki, Rusia, dan Iran dalam Konflik

Turki mengeluarkan peringatan tegas kepada Rusia dan Iran agar tidak ikut campur dalam konflik yang melibatkan Presiden Bashar Al-Assad

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: timtribunsolo
zoom-in Dinamika Suriah: Turki, Rusia, dan Iran dalam Konflik
rntv/tangkap layar
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan memperingatkan Rusia dan Iran agar tak memberikan dukungan kepada Presiden Bashar Al-Assad karena dikhawatirkan bakal memicu perang panjang yang memakan banyak korban jiwa. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Turki baru-baru ini mengeluarkan peringatan tegas kepada Rusia dan Iran agar tidak ikut campur dalam konflik yang melibatkan Presiden Bashar Al-Assad di Suriah.

Peringatan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, setelah rezim Assad mengalami serangan dari kelompok jihadis Hayat Tahrir al-Shams (HTS) yang berujung pada penggulingan kekuasaannya.

Mengapa Turki Memperingatkan Rusia dan Iran?

Menteri Luar Negeri Hakan Fidan mengungkapkan pentingnya berbicara dengan Rusia dan Iran untuk memastikan bahwa kedua negara tidak melakukan intervensi militer di Suriah.

"Hal terpenting adalah berbicara dengan Rusia dan Iran untuk memastikan bahwa mereka tidak ikut campur secara militer," ungkap Fidan dalam sebuah wawancara yang dikutip dari Times of Israel.

Fidan menyatakan bahwa dukungan Rusia dan Iran kepada rezim Assad berpotensi memicu perang berkepanjangan yang dapat merenggut banyak nyawa.

"Jika Assad menerima dukungan dari oposisi, dia mungkin bisa meraih kemenangan, tetapi itu akan memakan waktu lama dan bisa berdarah," lanjutnya.

Tujuan utama Turki adalah mengadakan dialog dengan kedua negara untuk meminimalisasi korban jiwa dalam konflik ini.

Apa Peran Rusia dan Iran dalam Konflik Suriah?

Berita Rekomendasi

Rusia dan Iran telah menjadi pendukung utama Bashar Al-Assad sejak perang sipil di Suriah dimulai pada 2011.

Setelah serangan aliansi pemberontak yang dimulai pada 27 November lalu, informasi terkini menunjukkan bahwa kedua negara sempat menawarkan dukungan untuk membantu militer Assad melakukan perlawanan.

Namun, kekuatan besar dari pemberontak Suriah ternyata telah mengejutkan Rusia dan Iran yang juga sedang menghadapi masalah domestik.

Rusia saat ini tengah terlibat dalam pertempuran sengit dengan Ukraina, sementara pasukan proksi Iran, seperti Hizbullah di Lebanon, menghadapi serangan yang intens dari Israel.

Situasi ini membuat Rusia dan Iran lebih memilih untuk tidak mengintervensi secara langsung ketika rezim Assad digulingkan oleh kelompok pemberontak.

Bagaimana Dampak Kekalahan Assad terhadap Kepentingan Geopolitik?

Menurut Hakan Fidan, Rusia dan Iran mulai menyadari bahwa posisi mereka dalam permainan telah berubah dan Assad bukan lagi aset berharga.

Suriah, selama ini, dianggap sebagai titik strategis yang sangat penting bagi Timur Tengah.

"Kekalahan Assad dapat mengubah dinamika kekuatan dan kepentingan banyak negara di kawasan ini," ujar Fidan.

Ali Bilgic, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Loughborough Inggris, menjelaskan bahwa Rusia bisa merugi jika kelompok-kelompok Sunni yang tidak pro-Rusia mengambil alih kekuasaan di Suriah.

Ini akan mengancam kontrol Rusia atas banyak jalur pasokan minyak yang berada di Suriah.

Bagaimana dengan Posisi Iran setelah Jatuhnya Assad?

Setelah penggulingan Assad, Iran berharap untuk mempertahankan hubungan persahabatan yang langgeng dengan Suriah.

Meskipun Iran selama ini telah memberikan dukungan militer yang signifikan kepada Assad, saat ini pengaruh mereka mulai tertekan.

Koresponden BBC Timur Tengah, Hugo Bachega, menjelaskan bahwa Suriah telah menjadi kunci bagi Iran dalam hubungan mereka dengan milisi Lebanon, Hizbullah.

"Suriah adalah jalur penting untuk transfer senjata dan amunisi kepada Hizbullah," kata Bachega.

Namun, dengan melemahnya Assad, banyak analis menganggap bahwa ini adalah pukulan berat bagi Hizbullah, yang selama ini mengandalkan Suriah sebagai basis dukungan dan pasokan utama.

Peringatan Turki kepada Rusia dan Iran menandai langkah signifikan dalam dinamika konflik Suriah yang kompleks.

Dengan menghindari intervensi militer lebih lanjut dari kedua negara tersebut, diharapkan situasi di Suriah bisa lebih stabil dan mengurangi jumlah korban jiwa.

Namun, perkembangan di masa depan akan sangat bergantung pada bagaimana kekuatan-kekuatan global dan regional dapat beradaptasi dengan perubahan yang sedang berlangsung di Suriah.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas