Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasukan Israel Ada di Puncak Gunung Hermon Sepanjang Musim Dingin, Siapa Pengendali Suriah Sekarang?

Israel menilai infrastruktur perlu dibangun untuk mendukung pasukan Israel yang ditempatkan di Gunung Hermon sepanjang musim dingin.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Pasukan Israel Ada di Puncak Gunung Hermon Sepanjang Musim Dingin, Siapa Pengendali Suriah Sekarang?
jalaa marey / AFP
Tentara Israel berdiri di menara tank di puncak Gunung Hermon dekat perbatasan dengan Lebanon di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel pada 20 November 2023, di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas saat pertempuran terus berlanjut dengan militan Hamas di Jalur Gaza selatan. jalaa marey / AFP 

Pemerintahan Assad runtuh pada akhir pekan setelah serangan cepat oleh kelompok oposisi bersenjata Hayat Tahrir al-Sham (HTS), yang telah diklasifikasikan sebagai "organisasi teroris asing" oleh AS sejak 2012. 

Runtuhnya pemerintahan Assad memicu kekhawatiran yang meluas dan mengakibatkan serangan baru-baru ini di Suriah yang dilakukan oleh Israel.

Militer Israel mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka telah melakukan lebih dari 350 serangan di Suriah dalam 48 jam terakhir, yang menargetkan apa yang mereka gambarkan sebagai "sebagian besar persediaan senjata strategis" untuk mencegahnya jatuh ke tangan kelompok ekstremis.

Pada hari Kamis, Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta Israel untuk mengakhiri serangannya terhadap Suriah.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres telah menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas ratusan serangan udara Israel yang menargetkan beberapa lokasi di Suriah, dan menekankan "kebutuhan mendesak untuk meredakan kekerasan di semua lini di seluruh negeri," kata juru bicara PBB Stéphane Dujarric kepada wartawan pada hari Kamis.

Apa Posisi AS terhadap Suriah?

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terus berupaya menggalang dukungan negara-negara Timur Tengah untuk bersatu padu mewujudkan transisi politik damai di Suriah.

Blinken bertemu dengan menteri luar negeri Turki pada hari Jumat setelah berdiskusi dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang bertujuan untuk membawa Turki ke dalam konsensus yang lebih luas guna mencegah Suriah semakin terjerumus ke dalam kekacauan.

Berita Rekomendasi

Ini menandai kunjungan ke-12 Blinken ke wilayah tersebut sejak konflik Israel-Hamas dimulai di Gaza tahun lalu, tetapi yang pertama sejak penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Pemerintahan Biden yang akan segera berakhir semakin khawatir bahwa kekosongan kekuasaan di Suriah dapat meningkatkan ketegangan regional dan memberi peluang bagi kelompok ISIS untuk merebut kembali wilayah dan pengaruhnya.

Siapa yang Bertanggung Jawab atas Suriah Sekarang?

Kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham, yang dipimpin oleh mantan tokoh senior al-Qaeda Abu Mohammed al-Jolani, telah menguasai sebagian besar wilayah Suriah setelah penggulingan dramatis Assad setelah 13 tahun perang saudara. Setelah memutuskan hubungan dengan al-Qaeda beberapa tahun lalu, al-Jolani telah berjanji untuk membentuk pemerintahan yang representatif dan mempromosikan toleransi beragama di negara yang dilanda perang tersebut.

Pada hari Minggu, Moskow mengumumkan bahwa Assad dan keluarganya telah diberikan suaka politik di Rusia karena "alasan kemanusiaan." Sementara itu, Suriah masih terbagi di antara berbagai faksi bersenjata, dengan beberapa menerima dukungan dari negara-negara asing, termasuk Turki dan Amerika Serikat.

Netanyahu memuji jatuhnya Assad sebagai "hari bersejarah dalam sejarah Timur Tengah."

Ia menyatakan, "Rezim Assad adalah mata rantai utama dalam poros kejahatan Iran—rezim ini telah jatuh. Ini adalah akibat langsung dari pukulan yang telah kita berikan kepada Iran dan Hizbullah, pendukung utama rezim Assad. 

"Ini telah menciptakan reaksi berantai di seluruh Timur Tengah dari semua orang yang ingin terbebas dari rezim yang menindas dan tirani ini," kata Netanyahu.

 

(oln/newsweek/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas