Kedutaan Iran di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Ada Jaminan Keamanan
Kedutaan Iran di Damaskus kembali beroperasi setelah dipindahkan ke Beirut. Pemerintah baru Suriah berkomitmen menegakkan keadilan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pada Senin (16/12/2024), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran, Esmail Baghaei mengonfirmasi, Kedutaan Iran di Damaskus kembali beroperasi.
Dikutip dari Mehr News dan News.am, Baghaei menjelaskan, Iran akan melanjutkan kegiatan kedutaan setelah memastikan keamanan bagi kedutaan dan stafnya.
Baghaei juga menegaskan komitmen Iran untuk menjaga integritas teritorial Suriah, membantu mengatasi terorisme, dan mendukung stabilitas negara tersebut.
Kepergian penasihat militer Iran dari Suriah dianggap sebagai langkah yang bertanggung jawab.
Langkah ini menekankan bahwa misi mereka di Suriah adalah untuk memastikan keamanan negara tersebut, bukan untuk mendukung individu atau kelompok tertentu.
Staf Kedutaan Dipindahkan Sementara ke Beirut
Sebelumnya, pada Minggu (15/12/2024), Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, juga mengumumkan bahwa kedutaan besar Iran akan segera kembali beroperasi.
Akbari mengungkapkan bahwa staf kedutaan sempat dipindahkan ke Beirut selama dua hingga tiga hari untuk memastikan keselamatan mereka karena meningkatnya ketegangan di Suriah.
Kedutaan Iran mengalami kerusakan akibat penjarahan yang terjadi setelah pengumuman jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad.
Namun, Akbari menegaskan bahwa tidak ada warga Iran yang terluka dalam insiden tersebut.
Serangan Israel Terhadap Suriah
Baca juga: AS Akhirnya Ngaku Pasukannya di Suriah Masih Sangat Banyak, Bukan 900, tapi 2.000 Pasukan
Dalam wawancara yang sama, Hossein Akbari juga menyoroti ancaman dari Israel, yang melancarkan serangan udara intensif terhadap Suriah.
Militer Israel telah melakukan lebih dari 800 serangan dalam seminggu, dengan fokus pada Damaskus dan daerah sekitarnya.
Akbari menyatakan bahwa Israel berusaha menggulingkan pemerintah Suriah dan mencegah terbentuknya pemerintahan yang stabil di negara tersebut.
Israel dan Suriah telah dilanda konflik selama lebih dari satu dekade.
Menurut Akbari, agresi Israel dan campur tangan negara-negara Barat semakin memperburuk situasi yang dihadapi Suriah.