Mantan Kepala Intelijen Israel: Houthi Proksi Terakhir Iran, Harus Jadi Prioritas Utama
Dengan melemahnya Hamas dan Hizbullah, militan Houthi di Yaman menganggap diri mereka sebagai benteng terakhir perlawanan anti-Israel.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W

Beberapa analis Israel memperkirakan serangan terhadap infrastruktur penting seperti pelabuhan dan fasilitas energi akan meningkat.
Menghentikan jalur penyelundupan senjata dari Iran juga menjadi prioritas.
Yadlin menyebut presiden AS terpilih, Donald Trump, mungkin akan memberi Israel kebebasan lebih dalam hal ini.
Pejabat Israel juga menyatakan, para pemimpin Houthi kini menjadi target pembunuhan, terutama komandan kelompok tersebut, Abdul Malik al-Houthi.
Karmon, salah satu pakar Houthi terkemuka di Israel, berpendapat, pembunuhan Abdul Malik yang karismatik akan berujung pada "perpecahan kekuasaan kelompok tersebut."
Namun, menargetkan para pemimpin dan persenjataan rudal mereka tidak akan mudah.

Para analis yakin, Abdul Malik kemungkinan berada di ujung utara Yaman, di kubu Houthi di pegunungan Saada.
Namun, akses ke Saada — baik bagi warga Yaman maupun agen asing — sangat sulit kecuali bagi penduduk lokal, kata Basha.
"Sehebat apa pun pasukan, secanggih apa pun peralatan, Anda tidak bisa mengebom gunung sampai habis," kata Farea al-Muslimi, peneliti di lembaga pemikir Chatham House.
Dia menambahkan, selama satu abad upaya mengebom pejuang lokal hingga menyerah telah gagal.
"Kekaisaran Ottoman mencoba, Mesir mencoba, Saudi mencoba, Emirat mencoba. Kekerasan tidak menyelesaikan masalah. Anda tidak bisa memaksa mereka menyerah."
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.