Abu Ubaida: Perlawanan Hamas Meraih Kemenangan Sementara Israel Menargetkan Warga Sipil
Di Gaza utara, militer Israel menghadapi kerugian besar saat faksi Perlawanan Palestina melanjutkan perlawanan sengit mereka.
Editor: Muhammad Barir
Abu Obeida: Perlawanan Hamas Meraih Kemenangan Sementara Israel Menargetkan Warga Sipil
TRIBUNNEWS.COM- Di Gaza utara, militer Israel menghadapi kerugian besar saat faksi Perlawanan Palestina melanjutkan perlawanan sengit mereka.
Juru bicara militer Brigade Al-Qassam Hamas, Abu Obeida, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa meskipun lebih dari 100 hari penghancuran dan genosida yang meluas oleh militer Israel di Gaza utara, pejuang Perlawanan terus menimbulkan kerugian yang signifikan di antara pasukan Israel.
Ia mengumumkan bahwa lebih dari 10 tentara tewas dan puluhan lainnya terluka dalam 72 jam terakhir.
Abu Obeida juga mengatakan bahwa kerugian Israel jauh lebih besar daripada yang diakui secara publik dan meramalkan bahwa militer Israel pada akhirnya akan menarik diri dari Gaza utara “dengan malu” tanpa mengatasi Perlawanan.
Ia mengkritik tindakan militer Israel, dengan menyatakan bahwa hasil utama dari tindakan tersebut adalah “kehancuran, kehancuran, dan pembantaian warga sipil yang tidak bersalah.”
Sementara itu, kelompok Perlawanan Palestina terus terlibat dalam pertempuran sengit melawan pasukan Israel di Gaza utara dan tengah pada hari ke-465 Operasi Banjir Al-Aqsa.
Bentrokan dan operasi yang ditargetkan telah dilaporkan di berbagai zona pertempuran.
Politikus Israel dan mantan perwira militer senior Yair Golan mengkritik penanganan pemerintah terhadap perang di Gaza, dengan menyatakan perang seharusnya diakhiri lebih awal.
Dalam postingannya di X, ia menuduh pemerintah memperpanjang konflik karena fokusnya pada mempertahankan kekuasaan dan masalah pemukiman Gaza.
Dalam sebuah wawancara televisi, Golan menggambarkan hilangnya banyak tentara Israel di Gaza sebagai “tidak masuk akal” dan menyerukan agar konflik segera diakhiri untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.
Surat kabar Israel Haaretz juga menyatakan kekhawatirannya dalam tajuk rencananya, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memprioritaskan negosiasi pembebasan tahanan Israel di Gaza.
Surat kabar tersebut menyoroti perlunya menghentikan perang untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan meningkatnya korban di antara pasukan Israel.
Haaretz memperingatkan bahwa kegagalan mengakhiri perang akan membuat tentara dan tawanan menghadapi bahaya yang lebih besar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.