Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Donald Trump Tidak Berinvestasi di Ukraina, Namun akan Tetap Mendukung Kiev, Kata Pejabat Uni Eropa

Donald Trump 'tidak berinvestasi' di Ukraina. Namun, presiden terpilih AS itu kemungkinan akan tetap mendukung Kiev, kata pejabat Uni Eropa.

Editor: Muhammad Barir
zoom-in Donald Trump Tidak Berinvestasi di Ukraina, Namun akan Tetap Mendukung Kiev, Kata Pejabat Uni Eropa
Tangkapan Layar Video X/Twitter
Presiden terpilih AS, Donald Trump 

Trump Tidak Berinvestasi di Ukraina, Namun akan Tetap Mendukung Kiev, Kata Pejabat Uni Eropa

TRIBUNNEWS.COM- Donald Trump 'tidak berinvestasi' di Ukraina. Namun, presiden terpilih AS itu kemungkinan akan tetap mendukung Kiev, kata pejabat Uni Eropa.

Presiden terpilih AS Donald Trump tidak menganggap konflik Ukraina sebagai prioritas utama bagi kepentingan nasional Amerika, menurut Bloomberg, yang mengutip beberapa pejabat Uni Eropa yang tidak disebutkan namanya.

Media tersebut menuduh pada hari Selasa bahwa Republikan tersebut telah memberikan kesan kepada rekan-rekannya di Eropa bahwa "ia tidak memiliki kepentingan kuat terhadap nasib Ukraina atau tidak mengakui signifikansi strategis perang tersebut bagi kepentingan AS."

Kendati demikian, sinyal terbaru yang keluar dari tim Trump memberi pemerintah Eropa alasan untuk bersikap optimis, yang menunjukkan bahwa presiden terpilih AS itu tidak akan mendorong Ukraina ke dalam "negosiasi prematur dengan Rusia," tulis publikasi itu, dengan mengutip "serangkaian pembicaraan pribadi" dengan rombongannya. 

Menurut Bloomberg, Trump mungkin akan terus mendukung Ukraina untuk memastikan negara itu menempati "posisi yang kuat sebelum pembicaraan apa pun berlangsung."

Presiden terpilih itu diduga ingin menghindari bencana memalukan di Ukraina seperti penarikan pasukan yang kacau dari Afghanistan yang diawasi oleh Presiden Joe Biden pada tahun 2021. 

Berita Rekomendasi

Artikel tersebut menuduh bahwa Trump juga khawatir bahwa kemenangan langsung Rusia di Ukraina dapat membuat China berani mengambil tindakan yang lebih agresif.

Bloomberg juga mengutip Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, yang mengatakan setelah pertemuannya baru-baru ini dengan Trump di perkebunannya Mar-a-Lago di Florida bahwa dia tidak memperkirakan Washington akan melepaskan diri dari Kiev.

Namun, sejumlah sumber mengatakan kepada media tersebut, bahwa sifat Trump yang tidak dapat diprediksi berarti tidak seorang pun dapat dengan pasti mengatakan tindakan apa yang mungkin diambilnya setelah menjabat pada tanggal 20 Januari.

Dalam wawancara dengan Newsmax pada hari Senin, Trump menegaskan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “ingin bertemu, dan saya akan segera bertemu.”

Kremlin telah menanggapi secara positif niat Trump untuk terlibat dengan Rusia. Namun, Kremlin mengatakan konflik Ukraina perlu diselesaikan dengan cara yang mengatasi akar permasalahannya, termasuk perluasan NATO ke arah timur.

Berbicara kepada ABC News pada hari Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS yang baru, Michael Waltz, menyatakan: "Saya rasa tidak realistis untuk mengatakan bahwa kami akan mengusir setiap orang Rusia dari setiap jengkal tanah Ukraina."

"Presiden Trump telah mengakui kenyataan itu, dan menurut saya ini merupakan langkah maju yang besar karena seluruh dunia mengakui kenyataan itu," imbuhnya, seraya mengisyaratkan bahwa kesadaran ini dapat membuka jalan untuk mengakhiri pertumpahan darah.

Sesaat sebelum pemilu AS pada tanggal 5 November, Wakil Presiden terpilih JD Vance juga menyarankan bahwa Kiev mungkin harus menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Moskow pada akhirnya.


SUMBER: RT.COM

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas