Selongsong Rudal Balistik Houthi Timpa Atap Warga Israel di Yerusalem, 11 Pemukim Yahudi Luka-luka
Sistem pertahanan udara Israel terbukti tidak aman bagi para pemukim Yahudi saat mengintersep serangan rudal balistik Houthi Yaman.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

Serangan itu dilaporkan dikoordinasi oleh koalisi Inggris-Amerika yang menyerang target tertentu. Pada waktu yang sama Israel menyerang target lainnya.
Ada lebih dari 20 jet tempur Israel yang dikerahkan dalam serangan tersebut. Sebanyak 50 bom telah dijatuhkan.
Menurut laporan, 12 serangan di utara Ibu Kota Sanaa yang menargetkan fasilitas bawah tanah Houthi dilakukan oleh AS dan Inggris.
320 drone sudah diluncurkan
Militer Israel mengatakan kelompok Houthi sudah meluncurkan 40 rudal darat dan 320 drone ke Israel sejak perang di Jalur Gaza meletus.
Menurut IDF, kebanyakan rudal itu bisa ditangkis oleh sistem pertahanan.
“Sejauh ini, satu rudal yang jatuh telah diidentifikasi, dan dua penangkisan yang menyebabkan pecahan-pecahan jatuh di area itu,” kata IDF hari Kamis, (9/1/2025), dikutip dari Xinhua.
IDF mengklaim rudal Houthi lainnya gagal dalam perjalanan ke Israel.
Lalu, IDF mengatakan Angkatan Udara Israel telah mencegat lebih dari 100 pesawat nirawak.
Baca juga: Sehari Seusai Yaman Diguyur Bom AS Cs, Houthi Klaim Rudal Geruduk USS Harry Truman di Laut Merah
Serangan rudal dan drone Houthi memunculkan korban jiwa dan kerusakan di Israel.
Pada bulan Juli 2024 ada satu drone yang menghantam Tel Aviv dan menewaskan seorang pria di rumahnya.
Kemudian, pada bulan Desember 2024 satu rudal merusak sekolah dasar di Ramat Efal, pinggiran Tel Aviv, meski sudah dicegat IDF.
Houthi "the last man standing"
Seth J. Frantzman, seorang analis di Jerusalem Post, menyebut Houthi sebagai the last man standing atau pihak terakhir yang masih bertahan dalam kelompok Poros Perlawanan yang dipimpin Iran.
Berbeda dengan Houthi, Hizbullah sebagai salah satu anggota poros itu sudah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan Israel.
“Houthi yang didukung Iran tampaknya sendirian dalam upaya menyerang Israel karena Iran dan kelompok proksi Iran lainnya telah melemah,” kata Frantzman pertengahan bulan ini.
“Mereka belum mengalami kemunduran besar sejak memulai serangan mereka terhadap Israel dan kapal-kapal setelah serangan Hamas tanggal 7 Oktober.”
Dia mengklaim Houthi bisa melancarkan serangan jauhnya kemudian bersembunyi di gunung-gunung sekitar Sanaa, Yaman.
Serangan Houthi itu sampai membuat sekutu dekat Israel, AS, harus campur tangan.
AS menjalankan Operasi Penjaga Kemakmuran pada bulan Desember 2023 guna melawan serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Operasi AS itu tidak membuahkan kesuksesan besar.
Baca juga: 320 Drone Yaman Sudah Diluncurkan ke Israel, Houthi: Israel Gagal Tangkis Rudal Hipersonik Kami
Adapun Israel menyebut serangan Houthi sebagai salah satu front dalam perang perang tujuh front.
Serangan rudal dan drone Houthi terus berlanjut, bahkan ketika Hamas dilaporkan didera kemunduran di Gaza dan Hizbullah sepakat untuk mengadakan gencatan senjata dengan Israel.
“Rezim mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah tumbang. Milisi di Irak yang didukung Iran juga saat ini tampaknya telah berhenti menyerang Israel,” kata Frantzman.
(oln/ToI/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.