Pertama Kalinya Israel Serang HTS di Suriah sejak Assad Tumbang, Sasar Konvoi Militer
Pasukan Israel untuk pertama kalinya menyerang militer Hayat Tahrir al-Shams (HTS). Tiga orang dilaporkan tewas.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Siti Nurjannah Wulandari

TRIBUNNEWS.COM – Israel dilaporkan melancarkan serangan terhadap Hayat Tahrir al-Shams (HTS), kelompok yang berkuasa di Suriah setelah rezim Bashar al-Assad ambruk.
Serangan hari Rabu, (15/1/2025), itu adalah serangan perdana Israel terhadap militer HTS.
Lembaga Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan serangan itu terjadi di Provinsi Quneitra, Suriah selatan. Targetnya ialah sebuah konvoi militer HTS.
“Satu drone Israel diluncurkan untuk menyerang konvoi militer dan menewaskan dua anggota Departemen Operasi Militer dan satu warga sipil,” kata Kepala SOHR Rami Abdel Rahman dikutip dari Press TV.
“Ini pertama kalinya serangan Israel menargetkan aparat keamanan otoritas baru.”
Kantor berita AFP juga mengonfirmasi adanya serangan itu. AFP mengutip keterangan dari seorang pejabat kesehatan yang menyebutkan satu pejabat setempat tewas.
Sementara itu, media Israel The Jerusalem Post melaporkan ada serangan udara Israel di perbatasan Dataran Tinggi Golan.
Menurut wartawan setempat, Kepala Desa Ghadeer Al-Bustan dan dua personel Direktorat Keamanan Masyarakat tewas setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerang.
IDF diklaim menargetkan konvoi Pemerintahan Operasi Militer saat ada operasi pemeriksaan senjata di tempat kejadian.
Dua personel Direktorat Keamanan Masyarakat yang tewas itu disebut sebagai pihak yang memeriksa senjata.
Beberapa jam kemudian IDF mengeluarkan pernyataan. IDF mengaku melihat sejumlah kendaraan bersenjata dari Suriah sedang bermanuver di buffer zone atau zona penyangga di perbatasan Israel-Suriah.
Baca juga: Jenderal Top Iran Salahkan Rusia atas Jatuhnya Assad: Mereka Mengebom Gurun Kosong, Bukan Markas HTS

IDF mengklaim pihaknya sudah mengeluarkan tembakan peringatan agar kendaraan itu menjauh dari perbatasan. Tidak ada penyataan dari IDF mengenai jumlah korban tewas dalam peristiwa itu.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meminta Israel agar menghentikan aksi agresifnya di Suriah setelah pemerintahan baru terbentuk di sana.
“Dimulai dengan Israel, pasukan yang menyerang wilayah Suriah itu harus segera mengakhiri aksi agresifnya. Jika tidak, konsekuensinya akan berdampak negatif bagi semua orang,” kata Erdogan saat rapat Partai Keadilan dan Pembangunan di Ankara, Selasa, (14/1/2025).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.