Jika Melanggar Gencatan Senjata di Gaza, Israel Terancam Kembali Digeruduk Rudal Houthi
Houthi mengancam akan kembali menyerang Israel jika Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM – Kelompok Houthi atau Ansarallah di Yaman mengancam akan kembali menyerang Israel jika Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
Houthi mulai melancarkan operasi militer terhadap Israel sejak perang di Jalur Gaza di Jalur Gaza meletus bulan Oktober 2023.
Menurut Houthi serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza. Houthi menegaskan baru akan berhenti menyerang Israel jika gencatan senjata terwujud.
Adapun saat ini gencatan senjata di Gaza sudah hampir tercapai. Gencatan itu akan mulai diberlakukan hari Minggu, (19/1/2024), setelah pemerintahan Perdana Menteri Netanyahu menyetujuinya.
Houthi mengatakan Israel telah “gagal besar” dalam operasi militernya di Gaza.
“Israel gagal mencapai tujuan yang sudah jelas dinyatakannya, dan gagal besar memulangkan para tawanan tanpa perjanjian pertukaran,” kata pemimpin Houthi, Abdul Malik Al Houthi, hari Kamis, (16/1/2024), dikutip dari The Times of Israel.
Dia berujar AS dan Israel terpaksa menyetujui gencatan senjata itu.
“Kami akan melihat penerapan kesepakatan itu, dan jika ada pelanggaran oleh Israel, pembunuhan atau serangan, kami siap menyediakan bantuan militer kepada rakyat Palestina.”
Di samping itu, dia mengatakan Houthi bersiap memberikan dukungan yang lebih besar dan efektif untuk Gaza.
Dia meminta jutaan rakyat Yaman untuk turun ke jalan hari Jumat itu sebagai dukungan kepada rakyat Palestina. Aksi massa itu juga akan menunjukkan bahwa rakyat Yaman siap menghadapi eskalasi apa pun dari Israel.
Houthi, kata dia, akan terus bersama dengan rakyat Palestina dalam melewati seluruh tahapan gencatan senjata.
Baca juga: Houthi dan Militan Irak Tangguhkan Operasi ke Israel setelah Gencatan Senjata Gaza Disepakati
Lalu, dia menegaskan komitmen Yaman untuk meningkatkan kekuatan militernya. Al Houthi berujar perjuangan melawan Israel bukanlah perjuangan sementara, melainkan perjuangan panjang demi kemerdekaan rakyat Palestina.
Menurut dia, sudah ada 106 warga Yaman yang mati syahid dalam membela Palestina.

Hamas berterima kasih kepada Houthi
Setelah gencatan senjata dengan Israel disepakati, Hamas mengucapkan terima kasih kepada Houthi atas bantuan mereka selama ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.