Pengusaha Jepang Berminat Kembangkan 300.000 Hektar Perkebunan Tebu di Papua
Yamamoto melihat potensi Indonesia sangat besar dalam berbisnis dan perkembangan ekonominya pun baik dibandingkan Jepang saat ini
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pengusaha Jepang, Akio Yamamoto, CEO Yamamoto Charcoal Industry berminat mengembangkan 300.000 hektar perkebunan tebu di Papua Indonesia agar swasembada tebu bisa dipenuhi sendiri oleh bangsa Indonesia.
"Saat ini 50 persen kebutuhan gula tebu di Indonesia tampaknya masih diimpor. Kalau 300.000 hektar perkebunan tebu di Papua sudah jadi saya yakin Indoensia tidak perlu impor lagi," papar pengusaha charcoal (arang) Jepang, Yamamoto khusus kepada Tribunnews.com kemarin (16/1/2025).
Yamamoto mengakui bukan hanya mengembangkan dan memproduksi gula tebu saja tetapi dengan luas sangat besar itu, 300.000 hektar menjadi kewajiban terasa baginya untuk membuat kota terlebih dulu.
"Kalau sudah mapan bisa tinggal di kota baru itu, barulah ada manusia yang menetap di sana dan bisa bekerja di perkebunan tebu itu. Kerjanya juga nyaman jadinya karena tempat tinggal dekat dengan tempat kerjanya," katanya.
Baca juga: Kunjungi Kebun Tebu di Merauke, Jokowi Jamin Prabowo Lanjutkan Kebijakan Pangan
Proyek besar itu diperkirakan akan menghabiskan biaya miliaran yen dalam kurun waktu 20 tahun yang ditargetkannya.
"Saat ini kami masih mengumpulkan para investor yang mau bekerjasama mengerjakan proyek besar tersebut. Tidak mudah memang tetapi untuk kebahagiaan rakyat Papua di sana membuat saya bahagia."
Sebuah kehidupan, tambah Yamamoto, akan menjadi sejuk dan indah kalau kita bisa membuat orang lain bahagia.
"Olehkarena itu kami lebih melihat proyek besar ini agar bisa menciptakan kebahagiaan bagi rakyat Indonesia nantinya di masa depan dan negara Indonesia tidak perlu impor gula lagi nantinya, cukup mendapat pasokan dari dalam negeri sendiri."
Tanah yang akan digarapnya itu menurit Yamamoto milik pemerintah Indonesia dan sudah ada kesepakatan untuk menggarap tanah lua situ sebagai perkebunan guna tebu nantinya.
"Saya berharap Agustus 2025 sudah dimulai operasinya sehingga tidak terlalu lama proyek ini bisa segera berjalan. Memang tidak mudah meyakinkan para pemegang saham yang lain, tetapi kita harus selalu bersemangat untuk dapat memberikan kebahagiaan kepada orang lain," lanjut bos Jepang yang telah berusia 81 tahun itu berasa; dari Shimane Jepang.
Yamamoto datang beberapa kali ke Indonesia tahun 2024 untuk menyiapkan berbagai upaya mengenai proyek besar tersebut .
"Capek juga kalau tidak salah lebih dari 10 jam barulah sampai ke Papua ke lokasi proyek yang bersangkutan dari Tokyo dan transit ke Jakarta dulu," katanya..
Yamamoto melihat potensi Indonesia sangat besar dalam berbisnis dan perkembangan ekonominya pun baik dibandingkan Jepang saat ini.
Diskusi mengenai protek gula tebu tersebut juga dilakukan kelompok Pencinta Jepang gratis silakan email ke: tkyjepang@gmail.com untuk berpartisipasi ke dalamnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.