Brigade Jenin dan Otoritas Palestina Dilaporkan Setujui Gencatan Senjata di Tepi Barat
Otoritas Palestina dan Brigade Jenin menyepakai gencatan senjata di Tepi Barat.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: timtribunsolo

TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Palestina (PA) dilaporkan telah mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Brigade Jenin di Tepi Barat.
Kesepakatan ini diambil menyusul pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Hamas, dan bertujuan untuk mengakhiri perseteruan yang telah berlangsung selama satu bulan di Jenin dan kamp pengungsian terdekat.
Gencatan senjata ini muncul setelah PA melakukan operasi penindakan tegas terhadap Brigade Jenin, yang memiliki hubungan dengan Hamas dan Jihad Islam Palestina.
Dalam operasi tersebut, dilaporkan delapan warga Palestina tewas, termasuk anggota aparat keamanan.
Dikutip dari Times of Israel, seorang pejabat Palestina mengatakan operasi penindakan dilakukan menjelang kembalinya Donald Trump ke tampuk kekuasaan AS.
PA berusaha menunjukkan kemampuannya dalam menjaga stabilitas di Tepi Barat.
Perundingan gencatan senjata sebenarnya hampir tercapai awal minggu ini, namun terhenti setelah Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan 12 warga Palestina.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menghentikan serangannya ketika PA memulai serbuan, tetapi kemudian kembali menyerang.
Pejabat Palestina di atas menyebut serangan Israel mungkin dilakukan untuk menggagalkan upaya gencatan senjata di Tepi Barat.
Namun, pada hari Kamis, perundingan dilanjutkan dan kesepakatan akhirnya dicapai pada Jumat malam.
Dalam kesepakatan ini, beberapa anggota Brigade Jenin diwajibkan menyerahkan senjata mereka dan memberikan izin bagi PA untuk beroperasi secara bebas di kamp pengungsian.
Baca juga: Brigade Qassam: 6 Warga Palestina Dibunuh Israel di Jenin, Tepi Barat
Kendaraan PA juga terlihat memasuki kamp pengungsian untuk melaksanakan tugas mereka.
Sementara itu, PA telah meminta bantuan keamanan sebesar 680 juta dollar AS (sekitar Rp 74 triliun) dari Amerika Serikat untuk meningkatkan pelatihan pasukan khusus dan menambah persediaan amunisi serta kendaraan lapis baja.
Permintaan ini disampaikan dalam rapat antara PA dan pejabat keamanan AS di Ramallah.
"Para pejabat Otoritas Palestina mengungkapkan rasa frustrasi karena AS gagal memenuhi komitmennya untuk memasok kembali persenjataan dan melatih pasukan khusus," ungkap seorang narasumber.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.