Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gencatan Senjata Gaza: Nasib di Tangan Donald Trump

Nasib gencatan senjata Gaza kini ada di tangan Donald Trump. Apa yang akan terjadi?

Penulis: Nuryanti
Editor: timtribunsolo
zoom-in Gencatan Senjata Gaza: Nasib di Tangan Donald Trump
Tangkapan Layar Video X/Twitter
Presiden Terpilih AS, Donald Trump. Nasib gencatan senjata Gaza kini ada di tangan Donald Trump. Apa yang akan terjadi? 

TRIBUNNEWS.COM - Analis politik di Middle East Institute, Washington DC, Hassan Mneimneh, mengungkapkan bahwa nasib kesepakatan gencatan senjata di Gaza kini berada di tangan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump.

Mneimneh menilai bahwa keberanian dan sifat Trump yang tidak dapat diprediksi dapat memicu penafsiran ulang terhadap perjanjian gencatan senjata pada tahap kedua dan ketiga.

"Sifat Donald Trump yang tidak dapat diprediksi akan menentukan apakah pertempuran akan dilanjutkan," kata Mneimneh, Jumat (17/1/2025), dikutip dari Al Jazeera.

Mneimneh juga mencatat bahwa meskipun Trump menginginkan perdamaian, ia menekankan bahwa kemenangan Israel dibutuhkan untuk mencapainya.

Kesepakatan Gencatan Senjata

Pada Sabtu, 18 Januari 2025, Kabinet Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang bertujuan membebaskan puluhan sandera dan menghentikan perang selama 15 bulan dengan Hamas.

Kesepakatan ini membawa kedua pihak selangkah lebih dekat untuk mengakhiri pertempuran paling mematikan dan merusak.

Pemerintah Israel mengumumkan persetujuan tersebut setelah pukul 1 dini hari waktu Yerusalem, dan gencatan senjata akan mulai berlaku pada hari Minggu.

Berita Rekomendasi

Rapat Kabinet yang berlangsung berjam-jam ini dilakukan jauh setelah dimulainya hari Sabat Yahudi, menunjukkan pentingnya momen tersebut.

Pembebasan Sandera dan Tahanan

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memerintahkan satuan tugas khusus untuk bersiap menerima 33 sandera, yang terdiri dari perempuan, anak-anak, laki-laki di atas 50 tahun, serta orang sakit atau terluka.

Hamas setuju untuk membebaskan tiga sandera perempuan pada hari pertama kesepakatan, dengan 26 sandera lainnya akan dibebaskan selama lima minggu ke depan.

Kementerian Kehakiman Israel juga menerbitkan daftar lebih dari 700 orang yang akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan tersebut.

Pembebasan ini tidak akan dimulai sebelum pukul 4 sore waktu setempat pada hari Minggu.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas