Bezalel Smotrich Akan Gulingkan Pemerintah Israel jika Gencatan Senjata di Gaza Lanjut ke Tahap 2
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengancam akan menggulingkan pemerintah Israel jika lanjutkan gencatan senjata tahap 2 dengan Hamas di Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengancam akan menggulingkan pemerintah Israel jika negara itu menerapkan tahap kedua perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, yang mencakup penghentian perang.
Bezalel Smotrich menyerukan serangan Israel di Jalur Gaza dilanjutkan dengan tujuan melenyapkan Hamas untuk selamanya.
"Kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas adalah kesalahan besar," kata Bezalel Smotrich kepada radio Israel, Kan, pada Senin (20/1/2025).
"Siapa pun yang ingin menaklukkan Israel tidak memerlukan rudal atau program nuklir," katanya.
Bezalel Smotrich, yang memberikan suara menentang kesepakatan tersebut di kabinet, menunjukkan kesepakatan perjanjian gencatan senjata saat ini sama dengan kesepakatan yang diajukan pada bulan Juli lalu.
Ia mengungkapkan ketakutannya mengenai kembalinya para pemimpin Hamas ke Gaza utara.
"Tidak ada yang menghalangi Muhammad Al-Sinwar untuk kembali," katanya.
Bezalel Smotrich juga mengkritik keras Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevy, menggambarkan kebijakannya sebagai "tren kiri progresif".
Menteri Keuangan itu juga menekankan, "Hamas tidak dapat dikalahkan tanpa mengendalikan Jalur Gaza sepenuhnya."
Pada periode sebelum perang, Bezalel Smotrich mengatakan ia seharusnya menggulingkan pemerintah lebih awal karena kegagalannya menghalangi Hamas, seperti diberitakan Al Jazeera.
Kemarin, Minggu, Menteri Keamanan Nasional untuk pendudukan Israel, Itamar Ben Gvir, mengundurkan diri dari pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai protes terhadap perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang ia gambarkan sebagai hal yang “memalukan.”
Baca juga: Hamas: Kondisi Tahanan yang Dibebaskan Adalah Wujud Perbedaan Moral Kami dengan Israel
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.913 jiwa dan 110.750 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (19/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.
Israel mengklaim ada 101 tahanan yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Pertukaran tahanan Israel-Hamas pada Minggu (19/1/2025) memulangkan 3 wanita Israel dan 90 orang Palestina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.