6 Fakta Presiden AS Donald Trump Serukan Pembersihan Etnis Gaza, Analis Sarankan Hati-hati Bereaksi
Gagasan Trump tidak hanya mengancam warga Gaza, tetapi juga menambah intensitas kekerasan yang berlangsung di Gaza.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati

Sisi beralasan tindakan tersebut tidak adil dan akan membahayakan keamanan nasional Mesir.
Yordania menyuarakan posisi yang sama, menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima pengungsi dari Gaza.
Kedua negara ini khawatir jika mereka menerima pengungsi dalam jumlah besar, stabilitas politik dan ekonomi mereka bisa terganggu.
Reaksi dari rakyat Mesir dan Yordania yang sangat mendukung perjuangan Palestina juga menjadi pertimbangan besar, mengingat potensi reaksi negatif terhadap keputusan tersebut.
4. Trump: Gaza Hancur Total
Donald Trump tetap bersikeras pada pandangannya.
Ia mengklaim bahwa Gaza telah hancur total akibat perang.
Presiden AS ini memandang negara-negara tetangga, seperti Mesir dan Yordania dapat memberikan tempat yang lebih aman bagi warga Gaza.
Trump bahkan mengatakan bahwa pengungsian tersebut bisa bersifat sementara atau dalam jangka panjang, meskipun pernyataannya masih dipertanyakan oleh banyak pihak.
Meski demikian Mesir dan Yordania tetap dengan pendirian mereka untuk tidak menerima warga Palestina dalam jumlah besar.
5. Pembersihan Etnis
Pakar hukum internasional memperingatkan bahwa seruan Trump bisa dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional.
Bahkan serun untuk merelokasi warga Palestina ke Mesir dan Yordania ini bisa tergolong kejahatan perang.
Mengingat, pembersihan etnis melibatkan pengusiran paksa suatu kelompok etnis.
Israel mengungkapkan dukungannya terhadap pernyataan Trump, tapi banyak pihak yang menilai hal ini bukanlah solusi yang adil.
"Menghancurkan Gaza dan memaksa penduduknya keluar hanya akan memperburuk keadaan," imbuh Yousef Munayyer.
6. Masa Depan Gaza
Masa depan Gaza masih penuh ketidakpastian.
Memang gencatan senjata telah dimulai, akan tetapi belum ada keputusan yang jelas mengenai siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang.
Amerika Serikat dan Israel menyatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan Hamas tetap berkuasa di wilayah tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.