Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pakar Israel Sindir Rencana Trump Pindahkan Warga Gaza: Mimpi yang Tak Realistis

Rencana Presiden AS Donald Trump memindahkan penduduk Gaza dikritik oleh Avi Issacharoff, seorang jurnalis Israel sekaligus pakar kajian Palestina.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Pakar Israel Sindir Rencana Trump Pindahkan Warga Gaza: Mimpi yang Tak Realistis
Tangkapan layar YouTube White House
MASA DEPAN GAZA - Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Rabu (5/2/2025), menampilkan Presiden AS Donald Trump menggelar konferensi pers bersama PM Israel Benjamin Netanyahu setelah pertemuan mereka di Gedung Putih pada Selasa (4/2/2025). Dalam pengumuman yang mengejutkan, Trump mengatakan AS akan mengambil alih dan memiliki Jalur Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM – Rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memindahkan penduduk Jalur Gaza dikritik oleh Avi Issacharoff, seorang jurnalis Israel sekaligus pakar kajian Palestina.

Dalam tulisannya di Yedioth Ahronoth yang terbit pada Kamis (6/2/2025), Issacharoff secara tegas menyebut rencana Trump itu hanya "mimpi yang tidak realistis".

Menurut dia, rencana Trump juga memunculkan "fantasi" bagi banyak warga Israel.

"Kenyataan harus disampaikan, pastinya setelah pembunuhan pada tanggal 7 Oktober, banyak orang di Israel ingin melihat Gaza diratakan, warga Palestina yang tingga di sana pergi dan Gaza yang selama puluhan tahun menjadi wilayah musuh itu akan menjadi resor pantai Amerika yang maju," kata Issacharoff.

"Itu akan jadi impian, hanya saja ada satu masalah. Itu tidak realistis, tak mungkin terjadi atau dilakukan."

Dia mengatakan rencana itu mungkin hanya aksi Trump untuk menunjukkan seberapa jauh dia bisa berpikir di luar kebiasaan.

"Atau mungkin itu sikap keras untuk menghadapi Hamas, tetapi pada akhirnya itu bukan rencana untuk dijalankan."

Berita Rekomendasi

Jurnalis itu mengklaim tidak akan ada negara Arab yang bersedia bekerja sama untuk mewujudkannya. Bahkan, negara Arab yang moderat telah menentang keras.

"Tidak ada pejabat Palestina yang akan bekerja sama untuk mengupayakan rencana Trump yang mirip dengan Nakba, ‘bencana tahun 1948’ ketika ratusan ribu warga Palestina pergi atau diusir dari negara Israel yang baru berdiri," ujar dia.

"Yordania, Mesir, Arab Saudi, dan bahkan Uni Emirat Arab menentang rencana itu dan respons keras segera muncul. Otoritas Palestina sejalan dengan Hamas pula dan mengumumkan penolakannya atas rencana itu."

Menurut dia, rencana Trump mungkin memang bisa dianggap logis atau bahkan realistis dari sudut pandang Barat.

Baca juga: Menhan Israel Perintahkan IDF Siapkan Rencana Pemindahan Warga Palestina dari Gaza

Issacharoff menyebut kini sebagian besar wilayah Gaza tidak bisa ditinggali. Meski demikian, para pemimpin Hamas masih mengontrol Gaza.

Kata dia, ancaman Trump bisa berhasil di negara seperti Kolombia dan Kanada, tetapi akan gagal jika diarahkan kepada para "islamis radikal".

Issacharoff ragu, pengumuman dari Trump tentang pemindahan warga Palestina itu bisa mempercepat perundingan gencatan senjata tahap dua.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas