Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Bantah Dorong Sara Duterte untuk Dimakzulkan dari Wapres
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr membantah bahwa dirinya terlibat dalam proses pemakzulan terhadap Wakil Presiden Sara Duterte
Penulis: Bobby W
Editor: Garudea Prabawati

Sandro Marcos adalah legislator pertama di DPR yang menandatangani pengaduan pemakzulan keempat terhadap Duterte pada Rabu lalu.
“Saya berkata kepadanya, prosesnya sudah dimulai. Jadi, tugasmu adalah mendukung proses ini. Lakukan tugasmu. Konstitusi memerintahkanmu untuk menjalankan proses itu. Saya tidak tahu kalau dia yang pertama menandatangani,” kata Marcos.
Ia menambahkan bahwa ia tidak menganggap langkah para legislator di DPR sebagai bentuk pembangkangan terhadap seruannya sebelumnya.
“Ini bukan pembangkangan, jika itu keyakinan mereka,” katanya.
“Saya menganggap itu sebagai ungkapan dari apa yang mereka yakini benar.”
Respons Kubu Sara Duterte

Sementara itu, pihak Sara Duterte terus melakukan perlawanan terhadap upaya pemakzulan tersebut.
Adik kandung Sara Duterte, Paolo Duterte pun turut buka suara.
Anggota DPR Distrik Davao City tersebut menyatakan bahwa pemakzulan ini adalah bagian dari persekusi politik dan penyalahgunaan kekuasaan oleh otoritas pemerintah.
“Saya terkejut dan marah atas upaya putus asa yang dipicu oleh motif politik untuk memaksakan pemakzulan Wakil Presiden Sara Duterte. Manuver licik sejumlah anggota legislatif, yang dipimpin oleh Janette Garin, untuk buru-buru mengumpulkan tanda tangan dan mendorong pengesahan serta pengiriman kasus pemakzulan tanpa dasar ini adalah tindakan nyata dari persekusi politik,” kata sosok yang akrab disebut Pulong Duterte pada Rabu (5/2/2025).
Dikutip dari GMA Network, Pulong Duterte juga menyebut bahwa pemerintah Filipina tengah "bermain dengan api" melalui pemakzulan Sara Duterte.
“Pemerintahan ini sedang bermain di wilayah yang berbahaya. Jika mereka tidak gentar menghadapi lebih dari satu juta pendukung Iglesia Ni Cristo (INC) yang berunjuk rasa, maka mereka sedang buta mata melangkah menuju badai yang lebih besar yang bisa mengguncang fondasi kekuasaan mereka,” tambahnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, dalam sesi paripurna DPR pada Rabu, 215 dari 306 anggota DPR mendukung pengaduan baru terhadap Duterte, yang membuka jalan untuk persidangan di Senat yang dapat mencopotnya dari jabatan.
Resolusi DPR Filipina menuduh Duterte atas "pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, korupsi, dan kejahatan serius lainnya."
Di antara tuduhan yang tercantum dalam dokumen setebal 44 halaman adalah dugaan rencana Duterte untuk membunuh Marcos, Ibu Negara Liza Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez, yang menjadi subjek investigasi.
Nasib Duterte kini berada di tangan 24 senator Filipina, di mana dua pertiga dari mereka harus memilih mendukung pemakzulan agar ia dicopot dari jabatan dan didiskualifikasi dari jabatan publik di masa depan.
Tanggal persidangan bagi para Senator di Filipina ini sendiri masih belum ditetapkan hingga berita diturunkan.
(Tribunnews.com/Bobby)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.