Perdana Menteri Israel: Negara Palestina Bisa Berdiri di Arab Saudi, Ada Banyak Tanah di Sana
Logika PM Israel adalah Israel menempati wilayah Palestina, dan negara Palestina berdiri di wilayah Arab Saudi. Netanyhu bilang di sana banyak tanah
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom

PM Israel: Negara Palestina Bisa Berdiri di Arab Saudi, Ada Banyak Tanah di Sana
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kembali melontarkan pernyataan provokatif yang menepis wacana apa pun soal kedaulatan Palestina.
Netanyahu mengusulkan agar Palestina mendirikan negara mereka di Arab Saudi dan bukan di tanah air mereka sendiri.
"Saudi dapat mendirikan negara Palestina di Arab Saudi; mereka memiliki banyak tanah di sana," kata Netanyahu pada hari Kamis dalam sebuah wawancara dengan Channel 14 Israel.
Baca juga: AS Mau Ambil Alih Gaza, 5 Pernyataan Donald Trump Soal Ide Gila Pindahkan Paksa Warga Palestina
Pernyataan terbuka Netanyahu ini secara jelas merupakan pengabaian Israel atas desakan banyak pihak internasional agar Palestina bisa menentukan nasib sendiri alias menjadi sebuah negara merdeka.
Ketika ditanya apakah negara Palestina diperlukan untuk normalisasi hubungan dengan Arab Saudi, ia menolak gagasan tersebut dan menganggapnya sebagai “ancaman keamanan bagi Israel.”
"Terutama bukan negara Palestina. Setelah 7 Oktober? Tahukah Anda apa itu? Ada negara Palestina, yang disebut Gaza. Gaza, yang dipimpin oleh Hamas, adalah negara Palestina dan lihat apa yang kita dapatkan," katanya, mengesampingkan pembentukan negara Palestina sekali lagi.
Netanyahu juga berbicara tentang potensi normalisasi dengan Arab Saudi dan memperkirakan kesepakatan akan segera terjadi.
"Saya pikir perdamaian antara Israel dan Arab Saudi tidak hanya mungkin, saya pikir itu akan terjadi," katanya.
Akan tetapi, Kementerian Luar Negeri Saudi menepis narasi Netanyahu dengan menegaskan kembali bahwa normalisasi dengan Israel tidak mungkin dilakukan kecuali negara Palestina didirikan -- sebuah sikap yang terus diabaikan Netanyahu.
Wawancara tersebut dilakukan saat Netanyahu berada di Washington, DC, di mana ia tampil bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada konferensi pers bersama.
Dalam acara tersebut, Trump mengatakan AS akan “mengambil alih” Gaza dan memukimkan kembali warga Palestina di tempat lain berdasarkan rencana pembangunan kembali yang luar biasa yang ia klaim dapat mengubah daerah kantong itu menjadi “Riviera Timur Tengah.”
Baca juga: Media Israel Ungkap 3 Lokasi di Afrika Buat Warga Palestina: PBB Endus Pembersihan Etnis di Gaza
Ia menggandakan usulannya pada hari Kamis dan mengatakan tidak akan diperlukan tentara AS.
Usulan tersebut dikecam secara luas oleh para pemimpin dunia.

Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.